Eksplorasi Budaya Lokal, Upaya Disbudpar Kudus Lestarikan Wayang Klithik Jadi Ikon di Kudus

oleh -1,973 kali dibaca
Peringatan HUT Kudus ke- 474 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus menggelar Pagelaran Wayang Klithik di Taman Menara Sunan Kudus, Sabtu 02/09/2023 (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Sebagai salah satu mata rangkaian peringatan HUT Kudus ke- 474 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus menggelar Pagelaran Wayang Klithik di Taman Menara Sunan Kudus. Selain untuk memeriahkan rangkaian HUT Kudus, pagelaran wayang klitik juga untuk mendorong upaya pelestarian seni dan ikon budaya Kudus, Sabtu (02/09/2023) malam.

Kepala Disbudpar Kudus, Mutrikah mengatakan tujuan mengadakan pagelaran wayang ini ialah untuk mengeksplor wayang kulit supaya tetap lestari. Diketahui, Wayang klithik Wonosoco memiliki bentuk pipih dan dibuat dari bahan dasar kayu yang merupakan warisan budaya yang khas dari Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan Kudus.

Termasuk di dalamnya, lanjut Mutrikah, memberikan perlindungan pada pelaku dan kesenian wayang kulit, merawat serta melestarikan dengan beragam cara.

“Ini adalah salah satu upaya melestarikan wayang klitik yang dari cerita terbentuknya diiringi lahirnya desa Wonosoco,” ungkap Mutrikah ketika diwawancarai.

Kepala Disbudpar Kudus, Mutrikah (Foto: YM)

Menurutnya, wayang klitik menjadi satu-satunya yang ada di Kudus bahkan Jawa Tengah yang masih dilestarikan. Wayang ini terbuat dari kayu yang berbeda, dengan pagelaran yang menceritakan sejarah Kudusan.

Selain itu, lanjut kadin yang akrab disapa Tika itu, ada satu multiplayer effect ketika pagelaran ini dibarengi dengan rangkaian kemeriahan HUT Kudus. selain menambah perekonomian, juga lebih menarik minat masyarakat untuk datang menyaksikan.

“Maka dari itu, perlu ada inovasi dan kreativitas dalang supaya cerita bisa lebih menarik dan diterima oleh lintas umur. Atau juga bisa dikolaborasikan dengan seni lain, seperti ketoprak, lawak dan komedi,” timpalnya.

Dia pun berharap ke depan masih ada yang ingin meneruskan budaya wayang klithik di Kudus. Sebab, saat ini tinggal satu dalang yang masih ngugemi wayang klithik

“Pegiat dalang di Kudus tinggal pak tikno yang meneruskan ayahnya. Harapan kami memang para dalang muda mau belajar dan meneruskan ini supaya tidak kepaten obor,” pesannya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.