Empat Dekade Bertahan, Produksi Genteng Tanah Liat Terguncang Persaingan Galvalum

oleh -1,986 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Produksi genteng tanah liat yang telah berdiri sejak tahun 1982 kini menghadapi tantangan serius akibat persaingan dengan galvalum sebagai alternatif atap yang lebih ringan dan praktis. Ansori, salah satu pemilik produksi genteng tanah liat, mengeluhkan penurunan permintaan dan terganggunya proses produksi, Selasa (24/6/2025).

Meski demikian, Ansori yakin bahwa genteng tanah liat tetap unggul dalam hal kualitas. “Genteng tanah liat bisa menahan panas, rumah lebih adem. Kalau galvalum bikin rumah cepat panas,” ujarnya.

Tantangan tidak hanya datang dari persaingan material, tapi juga dari harga tanah yang terus naik, “Harga tanah naik, tapi harga genteng enggak bisa dinaikkan. Kalau dinaikkan nanti produksi bisa berkurang,” keluhnya.

Selain itu, cuaca juga mempengaruhi tahap produksi. “Untuk nyetak bisa, cuma karena hujan jadi tidak bisa produksi, tetap bisa produksi tapi nggak bisa membakar disebabkan bahan bakarnya kehujanan,” ujar Ansori. 

Meski begitu, proses produksi tetap dilakukan dengan telaten, mulai dari pengolahan tanah yang khusus, percetakan, penjemuran hingga pembakaran selama 15 bahkan 17 jam yang mana sekali pembakaran bisa mencapai ribuan genteng.

“Tahap pembakaran bisa mencapai 15/17 jam an mbak, dan pengambilan genteng setelah dibakar nunggu 2 hari dulu. Untuk sekali pembakaran bisa mencapai 9.000 bahkan 10.000 genteng,” ujar Ansori.

Ansori berharap produksi tetap berjalan lancar dan tidak mengalami kemacetan akibat persaingan dengan galvalum. “Semoga produksi tetap jalan tidak mengalami kemacetan,” harapnya. (Isna)

KOMENTAR SEDULUR ISK :