Genteng Wuwungan, pada Atap Joglo Pencu

oleh -1,487 kali dibaca

Rumah Adat Kudus, merupakan hasil akulturasi kebudayaan di Kudus pada masa lampau. Dipengaruhi oleh budaya Hindu, Islam, Tionghoa, dan Belanda, rumah ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke XV. Dulunya, atap Rumah Adat yang juga dikenal dengan Rumah Joglo Pencu ini berupa atap rumbia.

Namun, dengan perkembangan waktu yang semakin maju pemanfaatan atap rumbia tergeser oleh Genteng Wuwungan dari tanah liat. Genteng tersebut memiliki motif khusus. Diantaranya, motif tumbuh-tumbuhan, model genteng gajah, dan juga motif genteng raja (mahkota) yang berukir sangat indah. Genteng motif tersebut biasanya diletakkan pada atap bagian paling atas (bagian Pencu). Genteng Wuwungan memiliki motif bintik – bintik dari pecahan keramik warna putih.
Genteng tersebut diproduksi di beberapa daerah di Kudus hingga sekarang. Pembuatan genteng wuwungan ini sendiri masih menggunakan tenaga manual, sehingga cukup memakan waktu dalam proses pembuatannya.

Saat ini penggunaan pada Rumah Adat Joglo sendiri sudah jarang karena eksistensi rumah tersebut sudah tergeser oleh zaman yang serba praktis. Saat ini, genteng wuwungan lebih banyak dipesan untuk restoran atau pemancingan yang bernuansa jawa. Selain itu, genteng wuwungan ini masih dipesan oleh beberapa daerah seperti Bali, yang masih kental dengan nuansa budayanya yang eksotis.

Diolah dari berbagai sumber.

mei

KOMENTAR SEDULUR ISK :