Magelang, isknews.com – Upaya nyata dalam membangun ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi terus digalakkan di berbagai daerah. Salah satunya adalah gerakan “Nabung Pisang”, sebuah inisiatif kolaboratif yang melibatkan Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Salam, Asosiasi Wirausaha Sosial Online Indonesia (AWSOI) Divisi Pertanian serta crew 8, serta para petani binaan PCM Salam, PCM Mlati Sleman dan PCM Badongan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus memberdayakan masyarakat melalui penanaman pisang secara massal di Kecamatan Salam, Muntilan, Sleman, Badongan dan sekitarnya, Minggu (16/02/2025).
Dalam tahap awal, sebanyak 867 bibit pisang kepok tanjung telah ditanam oleh sekitar 90-110 jamaah dan petani. Gerakan ini tidak hanya sekadar program penanaman, tetapi juga membangun ekosistem ekonomi berbasis komunitas yang berkelanjutan.
Inovasi Nabung Pisang di Sekolah
Salah satu terobosan menarik dalam program ini adalah keterlibatan MIM Muhammadiyah Njagalan Salam. Dalam skema ini, setiap wali murid diberikan 2-3 bibit pisang untuk ditanam, dengan kesepakatan bahwa 50% hasil panen pertama akan dikembalikan ke sekolah. Dengan total 114 siswa, diperkirakan akan tertanam 228 pohon pisang hanya dari satu sekolah ini.
Doktor Masduki, koordinator gerakan Nabung Pisang di Salam, menjelaskan bahwa konsep ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga mendidik siswa dan orang tua tentang kemandirian ekonomi sejak dini. Hasil panen yang dikembalikan ke sekolah dapat menjadi sumber pemasukan tambahan untuk mendukung kegiatan pendidikan.
Dukungan dan Perluasan Program
Rochmad Taufiq, salah satu penggagas gerakan ini, berharap Nabung Pisang mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah sebagai bagian dari kebijakan ketahanan pangan nasional. Dengan melibatkan masyarakat, lembaga pendidikan, dan asosiasi wirausaha, crew 8 diharapkan sektor pertanian dapat diperkuat dan kesejahteraan petani lokal meningkat.
Sementara itu, Doktor Yusron Masduki melihat inisiatif ini sebagai langkah strategis untuk membangun ekonomi berbasis pertanian yang berkelanjutan. “Subhanallah, ini gerakan yang luar biasa. Jika diterapkan lebih luas, bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain,” ujarnya.
Dukungan terhadap program ini terus bertambah. PCM Kecamatan Badongan juga bergabung dalam gerakan Nabung Pisang, dengan Ustadz Noeryoso sebagai pelopor di lingkungan SDIT Muhammadiyah dan SMP Muhammadiyah. Uniknya, program di Badongan mengombinasikan budidaya pisang dengan peternakan domba dan kambing, yang kini sudah mencapai lebih dari 70 ekor.
Membangun Ketahanan Pangan dari Akar Rumput
Gerakan Nabung Pisang menjadi bukti bahwa ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga inisiatif masyarakat. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan mengedepankan semangat gotong royong, program ini diharapkan menjadi model keberhasilan yang dapat direplikasi di berbagai daerah.
Sebagai langkah lanjutan, program ini berpotensi untuk diperluas dengan dukungan lebih banyak lembaga pendidikan, komunitas petani, dan pemerintah daerah, sehingga dampaknya semakin besar dalam memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat.