KUDUS,isknews.com-Kabupaten Kudus memiliki potensi pariwisata yang tinggi dan strategis, untuk pengembangan industri pariwisata. Hal itu bisa dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,yang setiap tahunnya mencapai rata-rata di atas 1 juta orang. Dari jumlah wisatawan sebanyak itu, sebagian besar, yakni sekitar 80%, didominasi wisatawan yang berkunjung ke tempat obyek wisata budaya.
Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, yang dihimpun isknews.com, Rabu (29/7), menyebutkan, dilihat dari angkanya, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kudus, dalam tiga tahun terakhir, menunjukkan penurunan. Pada 2012, jumlah wisatawan itu mencapai sebanyak 1.187.670 orang, kemudian pada 2013 turun menjadi sebanyak 1.114.269 orang, dan pada 2014 turun lagi menjadi sebanyak 1.026.328 orang.
Berdasarkan survai di lapangan, dari jumlah wisatawan yang tersebut di atas, sekitar 80% diantaranya didominasi wisatawan yang berkunjung ke tempat obyek wisata budaya, yakni Masjid Menara Kudus, dan Makam Sunan Muria. Sisanya yang 20%, berkunjung ke obyek wisata alam, yakni Air Terjun Montel, Rejenu (air tiga rasa), Rahtawu, Situs Patiayam, dan tempat wisata buatan, Taman Krida Wisata, di Komplek GOR Wergu Wetan, dan Taman Ria Anak-Anak di Colo, Kecamatan Dawe.
Mengenai keberadaan obyek wisata Colo, keunggulannya sebagai wisata religi sudah terbukti mampu menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di sektor pariwisata. Pada 2014 lalu, obyek wisata Colo, menyumbangkan PAD sebesar Rp 351.824.000, dari total PAD sebesar Rp 1,1 miliar.
Sementara itu terkait dengan minimnya fasilitas tempat sampah yang dikeluhkan oleh beberapa pengunjung pada obyek wisata yang ada di sekitar Kajar kepada media ini, kepala Dinas pariwisata Kudus melalui kabid Pariwisata Sancaka Dwi Supani menjelaskan bahwa destinasi wisata yang ada di wilayah tersebut merupakan obyek yang dikelola pihak swasta, sehingga dirinya tidak memiliki kewenangan untuk mencapuri pengadaan fasilitas kebersihan tempat tersebut “kami hanya bisa menghimbau dan mengarahkan saja”. jelasnya.
Terkait harga karcis pada loket menuju air terjun Montel yang juga banyak dikeluhkan oleh para pengunjung, karena harga tiket yang mahal namun tidak setimpal dengan kondisi dan view atas obyek wisata alam tersebut yang kotor, kumuh dan air terjunnya sendiri yang hanya mengalir kecil kurang menarik, Supani menjelaskan, “pengelola loket menuju air terjun monthel bukanlah kami dinas pariwisata, tetapi Perhutani dan pengelola Taman Seni Nasional, kami hanya mengelola Taman Ria dan portal masuk menuju Colo, itupun sesuai perda yang berlaku” Jelas Pani. (DM & YM)