Kudus, isknews.com – Persiku Kudus sukses mengamankan tiga poin setelah menang tipis 1-0 atas Gresik United dalam lanjutan Pegadaian Liga 2 musim 2024/2025. Gol semata wayang dalam laga ini dicetak oleh Jajang Mulyana pada menit ke-41, memastikan kemenangan di Stadion Wergu Wetan, Kudus.
Pertandingan yang berlangsung di hadapan 2.958 penonton ini berjalan dalam cuaca berawan dengan suhu 29°C. Persiku Kudus tampil agresif sejak awal, sementara Gresik United berusaha mencari celah untuk menyerang balik.
Babak pertama berlangsung ketat, dengan kedua tim saling menciptakan peluang, namun gol baru tercipta menjelang turun minum.
Pada menit ke-41, Persiku Kudus mendapatkan peluang emas dari situasi bola mati. Kapten tim Jajang Mulyana berhasil menyundul bola dan menjebol gawang Gresik United, membawa tuan rumah unggul 1-0. Gol ini menjadi satu-satunya yang tercipta dalam pertandingan, meskipun Gresik United berusaha keras mengejar ketertinggalan di babak kedua.
Memasuki paruh kedua, Gresik United mencoba meningkatkan intensitas serangan, dengan memasukkan Didan Paulista dan Moch Fahmi Al Ayyubi pada menit ke-65 untuk menambah daya gedor.
Beberapa peluang sempat tercipta, termasuk tendangan keras Moch Fahmi Al Ayyubi di menit ke-90+6, namun bola masih melebar dari gawang Persiku. Hingga peluit panjang berbunyi, skor tetap 1-0 untuk kemenangan Persiku Kudus.
Pelatih Persiku Kudus, Alfiat, mengapresiasi kerja keras timnya yang mampu mempertahankan keunggulan hingga akhir laga. Namun, ia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit yang menurutnya mempengaruhi jalannya pertandingan.
“Alhamdulillah kita bersyukur diberi kemenangan oleh Allah SWT. Anak-anak telah bermain bagus dan menjalankan strategi dengan baik,” ujar Coach Alfiat dalam konferensi pers usai laga.
Pihaknya juga mengapresiasi kerja keras para pemain yang tidak lelah melakukan pertahanan agar tim lawan tidak bisa mencetak gol.
“Sesungguhnya, selama pertandingan berlangsung, Persiku memiliki banyak peluang menambah gol di babak kedua. Tapi gak apa-apa, menang 1-0 tetap kita syukuri. Anak-anak sudah bermain bagus dan menjalankan strategi,” katanya.
Menemani Persiku dalam 4 laga terakhir di fase degradasi ini, Alfiat memiliki tanggung jawab besar untuk bisa membawa Persiku bertahan di Liga 2 Indonesia.
“Membawa Persiku stay di Liga 2 menjadi tanggung jawab besar bagi saya dan semoga saya bisa amanah,” doa Alfiat.
Sebelum menjalani sisa dua laga melawan Persewar Waropen dan Persekat Tegal, para pemain Persiku akan digembleng dengan berbagai latihan.
Baik itu drill, crossing, hingga mengontrol emosi di lapangan. Coach Alfiat berharap di pertandingan berikutnya Persiku bisa meraih kemenangan.
“Semoga berikutnya melawan Persewar Waropen, semoga bisa tiga poin lagi,” harapnya.
Rasa syukur atas kemenangan ini juga disampaikan pemain Persiku, M Irvan. Mewakili para pemain lainnya, semua bersyukur berhasil meraih 3 poin di kandang.
“Alahamdulillah kita diberikan tiga poin dan mendekatkan langkah kami bertahan di Liga 2,” katanya.
“Semoga di sisa laga ke depannya kami bisa ambil poin agar bisa bertahan di Liga 2,” lanjutnya.
Sementara itu, pelatih Gresik United, Djadjang Nurdjaman, secara terbuka mengkritik kepemimpinan wasit dalam pertandingan ini. Ia menilai beberapa keputusan yang dibuat wasit sangat berpengaruh terhadap jalannya laga, termasuk potensi penalti yang tidak diberikan kepada timnya.
“Ya tentunya kami meraih hasil yang tidak diinginkan. Permainan kami cukup terganggu dengan kepemimpinan wasit. Seharusnya kami mendapatkan penalti di menit-menit awal, yang bisa mengubah jalannya pertandingan,” keluhnya.
Menurutnya, karena finalti tidak diberikan, tensi para pemain naik dan tidak terkontrol, sehingga skema yang sudah direncanakan sedikit terganggu. Saya melihat beberapa keputusan wasit tampak ragu-ragu, termasuk dalam hal tambahan waktu.
“Tapi bagaimanapun, selamat untuk Persiku Kudus yang berhasil memenangkan pertandingan ini. Kami akan terus berjuang di laga-laga berikutnya,” ujarnya pada sesi konpers sesudah pertandingan.
Usai keputusan wasit yang menurutnya kontroversial. permainan anak asuhnya jadi emosional. Sejak awal, pemain sudah merasa dirugikan. Ada momen di mana jelas-jelas kiper lawan tidak mengambil bola, tetapi malah mengambil kaki pemain kami.
“Itu bisa dilihat dengan jelas dalam tayangan ulang. Saya sendiri sampai berpikir, capek juga melatih sepak bola kalau terus begini. Sudah puluhan tahun saya di dunia ini, tetapi melihat generasi wasit yang sama. Mereka ini generasi muda, seharusnya ikut memperbaiki sepak bola Indonesia,” kata Djadjang.
Djadjang juga menyinggung upaya reformasi sepak bola Indonesia yang terus didorong oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
“Pak Erick terus mengajak untuk memperbaiki sepak bola Indonesia, tapi nyatanya di lapangan masih begini. Saya tidak tahu apakah ada faktor lain, dan saya tidak ingin membahasnya di sini. Tapi jelas, ini harus diperbaiki jika kita ingin sepak bola Indonesia maju,” tambahnya.
Dengan hasil ini, Persiku Kudus semakin percaya diri menghadapi laga-laga berikutnya, sementara Gresik United harus segera bangkit untuk kembali ke jalur kemenangan. (YM/YM)