Jelang Beroperasi RS Sarkies, PW Aisyiyah Lantik Jajaran Direksi Baru RS Aisyiyah Kudus

oleh -2,589 kali dibaca
Ketua PW Aisyiyah JAwa tengah Ummi Baririoh saat melantik jajaran direksi baru RS Aisyiyah Kudus (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Jelang beroperasinya Rumah Sakit Sarkies Aisiyah Kabupaten Kudus yang proses pembangunannya hampir mencapai 100 persen. Pimpinan Daerah Aisiyah Jawa Tengah resmi melantik jajaran direksi baru yang akan membawahi sekaligus dua Rumah Sakit milik Pimpinan Daerah Aisiyah Kudus yakni Rumah Sakit Sarkies Aisiyah dan Rumah Sakit Aisyiyah (RSA), Jumat (27/01/2023).

Pelantikan dokter Hilal Ariadi yang sebelumnya adalah sebagai Direktur Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Kudus sebagai Kepala Board of Director RS Aisyiyah ini dipimpin oleh Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah, Ummul Baroroh yang sekaligus juga melantik Wakil Board of Director dokter Hendra Octavianto dan Direktur RS Aisyiyah yang baru pengganti Hilal yakni dokter Najib Budhiwardoyo.

Mereka bertiga diambil sumpah dan kesediannya memimpin RS Aisyiyah menjadi rumah sakit dengan pelayanan terbaik.

Pelantikan dan Serah Terima Jabatan dilakukan di Lantai 8 Rumah Sakit Sarkies Aisiyah Kudus. Para tamu undangan sekaligus diperlihatkan kemegahan rumah sakit yang berlokasi di Jalan Kudus-Jepara KM 1, Desa Purwosari, Kecamatan Kota Kudus.

Ketua Pimpinan Daerah Aisyah Jawa Tengah Chosifah bercerita singkat mengenai berdirinya RS Sarkies Aisyiyah, bermula dari wakaf Saiful, kakak dari dokter Syarif. Nama Sarkies sendiri diambil dari nama ibu dari dokter Syarif.

”Sarkies itu diambil dari nama ibunya dokter Syarif, tapi tetap ditambahkan RS Aisyah dibelakangnya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Board of Director dokter Hilal Ariyadi mengungkapkan, jabatan yang diberikan kali ini merupakan suatu beban dan amanah serta tanggung jawab besar. Kendati demikian, implikasi yang akan hadir akan dihadapi secara bersama dengan jajaran direksi.

“Jadi Board of Director itu agar dua rumah sakit (milik Muhammadiyah) di Kudus ini agar satu koordinasi dan seragam pelayanan dan manajemen agar tidak menjadi kompetitor. Sekarang ini Direktur RS Aisyiyah dipimpin dokter spesialis kandung, bisa menjadi tim yang solid untuk membesarkan RS Aisyiyah Kudus bersama-sama,” ujarnya.

Direktur RS Aisyiyah, dokter spesialis Kandungan Najib menganggap jabatan direktur ini sebagai amanah yang sangat besar. implikasi yang harus ia hadapi tentunya beserta jajarannya. Karena, paham betul begitu besar tanggung jawabnya.

”Sebetulnya jabatan ini (red direktur) selalu saya hindari. Hobi saya ya menolong ibu-ibu yang melahirkan, bagi saya itu sebagai kepuasan. Kalau kemudian saya diberi amanah ini kaget dan tidak menduga,” kata Najib saat memberikan sambutan.

Dokter Najib sendiri sebelumnya diamanahi sebagai Wakil Direktur RS Aisyiyah. Dirinya mengaku merasa berbeda antara saat menjadi seorang dokter spesialis kandungan dengan menjadi wakil direktur. Ketika diamanahi wakil direktur ia terpaksa belajar yang banyak lagi.

”Saya dikembalikan untuk membuka lagi cakrawala pemikiran saya yang sempit, seorang spesialistik menjadi seorang generalis lagi. Itulah yang ingin saya pelajari sebenarnya,” ungkapnya.

Ia menambahkan, tentunya didalam era sekarang ini kerumahsakitan tidak akan mudah mengikut tantangan yang ada kedepan. Apalagi, tahun depan BPJS Kesehatan menargetkan Universal Healt Coverage (UHC) harus semua beransuransi, ini menjadi problemnya rumah sakit.

Sebelumnya dalam pidato sambutannya, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir, yang saat itu hadir mengatakan, bahwa RS Sarkies ‘Aisyiyah yang ada di Kudus ini merupakan rumah sakit ‘Aisyiyah yang terbesar di Indonesia.

Sebagai organisasi Islam dengan jargon berkemajuan, bagi Tafsir, telah dipraktikkan oleh Muhammadiyah dengan adanya seorang lelaki sebagai direktur rumah sakit yang dilantik oleh perempuan. Kemudian implementasi dari jargon berkemajuan itu bisa dilihat dari banyaknya perguruan tinggi dan fasilitas layanan kesehatan milik Muhammadiyah.

Di Jawa Tengah sendiri ada 53 rumah sakit milik Muhammadiyah dan Aisyiyah. Sedangkan secara keseluruhan rumah sakit milik persyarikatan di Indonesia ada 120 rumah sakit.

“Jumlah rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah di Jawa Tengah terbanyak. Kemudian perguruan tinggi Muhammadiyah di Jawa Tengah ada 27,” kata dia.

Seperti diketahui Rumah Sakit Sarkies Aisyiyah berdiri dengan sembilan lantai berdiri di atas lahan seluas 4 ribu meter persegi yang menyiapkan 88 tempat tidur dalam kelas rawat inap standar atau KRIS. Akan pula dilengkapi dengan sejumlah fasilitas seperti kolam hidroterapi dan fasilitas untuk senam.

“Ini akan menambah wacana pilihan bagi warga Kudus dan sekitarnya dalam pelayanan kesehatan,” tandas Tafsir.(YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.