Kampung Budaya Piji Wetan, Gairah Generasi Muda Lestarikan Budaya dan Kearifan Lokal

oleh -1,641 kali dibaca
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kudus Bergas Catursasi Penanggungan, menabuh bedug sebagai penanda dimulainya kegiatan Kampung Budaya di Dukuh Piji Wetan, Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Minggu (15/11/2020). (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kudus Bergas Catursasi Penanggungan, menabuh bedug sebagai penanda dimulainya kegiatan Kampung Budaya di Dukuh Piji Wetan, Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Minggu (15/11/2020).

Bergas mengapresiasi kegiatan ini sebagai sesuatu yang sangat luar biasa. Karena selain memberikan edukasi juga sangat kreatif untuk membangkitkan semangat anak muda dalam melestarikan budaya lokal serta nilai-nilai luhur dari Kanjeng Sunan Muria.

“Ini sesuatu yang sangat luar biasa, dari aktifitas pemuda, istilahnya dengan menggali nilai-nilai lokal yang ada,” katanya pada awak media usai peluncuran kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini banyak nilai-nilai dari Kanjeng Sunan Muria yang bisa diturunkan ke anak cucu nantinya. Utamanya nilai-nilai Kanjeng Sunan Muria, dimana itu dijadikan sebuah aktifitas yang nantinya bisa turun temurun akhirnya,” jelas dia.

Bergas berharap, semoga nantinya desa-desa lain dapat meniru dan mencontoh kampung Piji Wetan ini supaya dapat menggali potensi melalui nilai-nilai luhur yang baik di desanya masing-masing.

Sementara, Ketua kampung budaya Piji Wetan, Muchamad Zaini menjelaskan, Ada empat kegiatan yang digelar, Pasar Ampiran, kelas pagi, Panggung Ngepringan, dan Taman Dolanan.

Untuk gelaran kelas pagi, membahas tentang citizen journalism. Kemudian, gelaran Taman Dolanan Anak yang menyuguhkan permainan tradisional, seperti congklak, gendrik, egrang, dan masih banyak lagi permainannya.

“Untuk taman Dolanan anak bercerita tentang filosofi permainan tradisional,” tuturnya.

Lebih lanjut, ada Pasar Ampiran, yang memgharuskan penghunjung untuk menukarkan uang asli dengan uang koin dari bahan kayu agar dapat membeli makan dan minuman tradisional khas Dukuh Piji Wetan, Desa Lau.

Terakhir, masih kata Zaini, ada panggung Ngepringan, yaitu pementasan rakyat. Dimana anak-anak desa yang memerankan langsung cerita tentang Legenda Sunan Muria dan asal usul Dukuh Bakaran.

“Jadi ini adalah sebuah program pemberdayaan desa bekerjasama dengan Kemendikbud yang mengangkat Budaya dan Kearifan lokal,” tutur dia.

Dikemas apik dengan kearifan lokal, serta memegang teguh ajaran dari Sunan Muria, yaitu Tapangeli dan Pager Mangkuk praktis membuat guyub dan semangatnya Warga Piji Wetan.

“Tetap melibatkan dan memperhatikan protokol kesehatan tentunya. Kami berharap ini akan muncul khazanah budaya khas lokal yang menjadi pilar kebaikan dan menghidupkan ekonomi warga,” tandas dia (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.