Kudus, isknews.com – Ribuan warga dengan antusias meramaikan Tradisi Kirab Jenang Tebokan di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, pada Minggu, 7 Juli 2024. Tradisi yang digelar setiap tanggal 1 Suro dalam penanggalan Jawa atau 1 Muharrom dalam penanggalan Hijriyah ini menyuguhkan kemeriahan budaya yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Kepala Desa Kaliputu, Widyo Pramono, menjelaskan bahwa kirab ini diselenggerakan tiap memperingati tahun baru Islam 1 Muharram yang kali ini melibatkan sekitar 20 peserta.
“Menurutnya, sejarah jenang di Desa Kaliputi tidak lepas dari sabda Mbah Saridin atau dikenal Syeh Djangkung yang dimakamkan di Pati. Konon, kata Widyo”, Minggu (07/07/2024).
Dilanjutkannya, Mbah Saridin menolong cucu Mbah Soponyono leluhur Desa Kaliputu dengan memberikan jenang gamping.
“Singkat cerita, Saridin menyabda warga Kaliputu kelak akan hidup dari jenang,” lanjutnya.
Dari liputan media ini, jumlah kontingen peserta kirab sebanyak sekitar 20-an, yang 18 peserta kirab di antaranya merupakan perwakilan dari RT. Minimal menghadirkan 5 jenang tebokan,” kata Widyo Pramono disela-sela acara kirab,
Kirab Jenang Tebokan diinisiasi oleh paguyuban pengusaha jenang di Desa Kaliputu dan telah digelar sejak 12 tahun yang lalu. Hingga saat ini, ada sekitar 22 pengusaha jenang di desa setempat.
“Dulu ada 28 pengusaha jenang, tapi karena ada COVID-19, sekarang berkurang menjadi sekitar 22 pengusaha jenang,” tambahnya.
Ketua Panitia Kirab Jenang Tebokan, Supriyono, menambahkan bahwa para peserta kirab mengarak jenang tebokan dengan jarak sejauh 1,5 kilometer, dengan titik akhir di Balai Desa Kaliputu. Pada kirab kali ini, akan dilakukan penilaian terhadap peserta. Penilaiannya berdasarkan kreativitas peserta, kostum, penampilan pentas seni, hingga jumlah peserta.
“Ini (Kirab Jenang Tebokan) sebagai wujud syukur sekaligus ajang promosi agar jenang Kaliputu semakin dikenal oleh masyarakat luas,” tambah Supriyono.
Camat Kota Kudus, Andrias Wahyu Adi Setiawan, mengapresiasi penyelenggaraan Kirab Jenang Tebokan yang seguyub, baik itu dari pengusaha jenang, pemdes, maupun masyarakat.
“Ini merupakan tradisi rutin yang diwariskan dan dipraktikkan terus menerus. Mengingat sejarah lahirnya jenang di Kaliputu, anak cucu biar tahu kalau di Kaliputu itu sentra jenang Kudus yang lezat,,” ucapnya.