Pati, isknews.com – Di sebuah desa kecil, seorang anak muda bernama Murtono tumbuh dalam lingkungan sederhana. Ia bukan berasal dari keluarga kaya, tetapi sejak kecil ia telah menunjukkan tekad yang kuat untuk menuntut ilmu. Perjalanan akademiknya dimulai di Pesantren Kajen, Pati, kemudian berlanjut ke Gowok, Yogyakarta, sebelum akhirnya menimba ilmu di Al-Mukmin, Sukoharjo.
Seperti santri lainnya, Murtono mengalami kehidupan pondok yang penuh perjuangan—mengantri makan, wudu, dan mengaji. Namun, di balik semua itu, ia menyimpan cita-cita besar: ingin menjadi seseorang yang bermanfaat bagi masyarakat, baik di dunia pendidikan maupun usaha.
Dari Akademisi ke Dunia Bisnis
Perjuangannya tak sia-sia. Setelah bertahun-tahun belajar, ia meraih gelar Doktor dan kemudian mendirikan Universitas Safin di pati. Sebagai seorang rektor, ia tak hanya fokus pada pendidikan akademik, tetapi juga berupaya membangun jiwa wirausaha bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar.
Namun, kesuksesan Murtono tidak berhenti di dunia akademik. Ia juga dikenal sebagai pengusaha sukses di berbagai bidang:
- Agrowisata Kampung Kuto B & P di Purwosari, Kudus, yang mengajarkan literasi alam kepada mahasiswa.
- Lebih 160 hektar perkebunan tebu di Pati, yang setiap panennya menghasilkan keuntungan miliaran rupiah.
- Peternakan domba dan kelinci, yang dikelola dengan sistem kemitraan bersama petani dan mahasiswa binaannya di Pati, Jepara, dan sekitarnya.
Bahkan, sebelum sukses seperti sekarang, saat masih menjadi dosen muda, Murtono pernah menjadi juragan degan (kelapa muda). Dari hasil usahanya itu, ia berhasil membeli mobil Katana pertamanya—bukti bahwa seorang santri bisa sukses di dunia usaha.
Kedisiplinan dan Gaya Hidup Seorang Rektor-Entrepreneur
Kesuksesan Murtono tidak lepas dari disiplin dan kerja keras. Rutinitas paginya dimulai pukul 06.00 dengan berolahraga di kebun aktivitas siram siram dan rawat domba, lalu sarapan pukul 07.00. Tepat pukul 08.00, ia sudah berada di kampus, mengajar dan mengkoordinasi para dosen serta mahasiswa.
Selain sukses dalam karier dan bisnis, ia juga berhasil mendidik anak-anaknya. Putri-putrinya meraih gelar strata dua (S2) dengan prestasi tinggi, bahkan ada yang kini menjadi diplomat di luar negeri.
Pesan Inspiratif dari Doktor Murtono
Kisah Murtono membuktikan bahwa santri bukan hanya bisa menjadi ulama, tetapi juga akademisi, pengusaha, dan pemimpin. Dengan ilmu, kerja keras, dan tekad yang kuat, seseorang bisa meraih kesuksesan di berbagai bidang tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.
Dari santri yang dulu harus mengantri makanan di pondok, kini ia menjadi rektor, petani sukses, dan pelopor eduwisata yang menginspirasi banyak orang.