Kudus, isknews.com – Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) Kudus menggandeng Yayasan Biennale Yogyakarta untuk menyelenggarakan Workshop Manajemen Seni di Taman Sardi, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jumat (10/1). Kegiatan ini bertujuan memperkuat wawasan dan kapasitas seniman muda dalam pengelolaan seni.
Manager Residensi Yayasan Biennale Yogyakarta, Putri Harbie, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari kolaborasi untuk meningkatkan pengalaman komunitas seni di KBPW. “Kami berbagi pengalaman tentang bagaimana mengelola seni secara terencana, sehingga komunitas dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif,” ungkapnya.
Selain pembekalan materi, para peserta juga diminta membuat rancangan program seni dengan pendampingan mentor dari Biennale Jogja. “Langkah ini penting untuk mempersiapkan teman-teman di KBPW yang akan menggelar program residensi pada akhir Januari mendatang,” tambah Putri.
Senada, Koordinator Lapangan Biennale Yogyakarta, Sekar Atika, menjelaskan bahwa materi workshop berfokus pada perencanaan program produksi dan manajerial residensi. “Kami ingin peserta mampu merancang konsep kegiatan yang dapat diterapkan di desa, sekaligus mendukung pengembangan kerja-kerja seni yang berbasis komunitas,” katanya.
Sekar berharap kegiatan ini dapat menjadi bekal bagi seniman lokal dalam menjalankan program seni di komunitasnya. “Dengan pengalaman dari program-program seperti Festival Lima Gunung, peserta dapat belajar bagaimana menciptakan ruang bagi seniman lokal untuk berkarya,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator KBPW Kudus, Muchammad Zaini, menyatakan bahwa workshop ini bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di komunitasnya. “Kami ingin memastikan kegiatan seni yang kami selenggarakan memiliki perencanaan dan pengelolaan yang lebih baik. Harapannya, output yang dihasilkan juga akan lebih maksimal,” tegasnya.
Workshop yang diikuti puluhan peserta ini menandai komitmen KBPW Kudus untuk terus mengembangkan seni budaya lokal dengan dukungan mitra strategis seperti Yayasan Biennale Yogyakarta. (AS/YM)
