Kolaborasi Komunitas dan Pemkab Serius Tekan Populasi Kucing Liar di Kudus

oleh -264 kali dibaca
Foto: Komunitas Pecinta Kucing dalam program sterilisasi kucing liar di Kudus.

Kudus, isknews.com – Di tengah keterbatasan fasilitas dan anggaran, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus terus melangkah maju dalam mengatasi lonjakan populasi kucing liar yang semakin terlihat di kawasan perkotaan.

Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan menggelar program sterilisasi kucing liar melalui skema kolaboratif bersama komunitas pecinta kucing.

Program sterilisasi ini dijalankan dengan metode TNR (Trap-Neuter-Return), yakni menangkap kucing liar, melakukan sterilisasi, dan mengembalikannya ke habitat semula setelah pemulihan.

Meskipun sebagian layanan belum dapat diberikan secara gratis kepada masyarakat umum, Dispertan tetap membuka akses bagi kalangan tertentu dengan dukungan dari komunitas.

“Sterilisasi telah kami laksanakan pada beberapa bulan lalu, untuk kucing liar bisa kami layani di Puskeswan, namun layanan gratis biasanya dilakukan bersama komunitas. Kami sangat mengandalkan kerja sama ini karena anggaran APBD masih terbatas,” ujar Kepala Dispertan Kudus, Didik Tri Prasetiyo.

Puskeswan Kudus menjadi pusat utama layanan sterilisasi, meski hanya memiliki satu fasilitas.

Untuk menjangkau wilayah yang lebih luas, layanan kini telah diperluas hampir ke seluruh kecamatan di Kudus.

Menurut Kepala Bidang Peternakan Dispertan, Arin Nikmah, sterilisasi ini difokuskan untuk mengendalikan populasi kucing liar yang berisiko mengganggu kebersihan dan kenyamanan lingkungan.

“Sterilisasi hanya untuk kucing liar yang tidak memiliki pemilik. Kami ingin populasi bisa dikendalikan agar tidak menjadi masalah baru di ruang publik,” jelas Arin pada media beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, layanan steril gratis hanya tersedia bagi kucing liar yang ditangani komunitas.

Masyarakat yang ingin mensterilkan kucing peliharaan tetap dikenakan biaya sesuai ketentuan. Selain itu, proses layanan harus melalui janji temu atau appointment terlebih dahulu.

“Kalau untuk kucing peliharaan, tetap berbayar. Fokus kami adalah pada pengendalian populasi liar. Untuk kucing-kucing di jalanan, kami memberikan layanan gratis bersama komunitas,” imbuhnya.

Program yang telah berjalan selama dua tahun ini tidak hanya menyediakan prosedur sterilisasi, tapi juga pemberian obat-obatan pasca-operasi bagi kucing liar.

Hingga kini, lebih dari 300 ekor kucing telah berhasil disterilkan di berbagai lokasi strategis.

“Pasar, pusat olahraga, dan kawasan perkantoran menjadi lokasi prioritas kami karena jumlah kucing liarnya cukup tinggi,” kata Arin.

Tahun ini, Dispertan Kudus mendapat tambahan semangat dari kerja sama dengan Lembaga Animal Indonesia (LAI).

Dukungan ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan, termasuk peningkatan frekuensi sterilisasi di lapangan.

“Kami berharap ada sinergi yang terus terbangun antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat. Dengan keterlibatan semua pihak, penanganan kucing liar di Kudus akan jauh lebih optimal,” tutur Arin.

Ke depan, Dispertan menargetkan peningkatan fasilitas dan layanan steril agar bisa menjangkau lebih banyak kucing liar.

Harapannya, keseimbangan ekosistem kota tetap terjaga tanpa mengorbankan keberadaan hewan liar yang hidup berdampingan dengan masyarakat. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :