KUDUS, isknews.com- (02/03) Setelah mendapatkan juara 3 dalam ajang karya ilmiah yang diadakan oleh LIPI dengan lebih dari 1000 peserta, MAN 2 Kudus kembali meraih prestasi yang membanggakan dengan menjadi salah satu sekolah dari 3 sekolah di Indonesia yang akan mengikuti ajang The 2nd ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2016 di Thailand yang diseleksi oleh LIPI.
ASPC 2016 di Thailand yang akan dilakukan selama 7 hari dimulai tanggal 30 Juli 2016 diikuti oleh 10 negara yang tergabang dalam ASEAN, setiap negara mengirimkan 6 perwakilannya, 3 perwakilan untuk Science project dan 3 perwakilan produk inovatif, sehingga total peserta yaitu 60 team. Di Indonesia sendiri yang mengikuti Student Science Project Competition (ASPC) 2016 yaitu SMA 2 Sumatera Selatan, SMA 2 Semarang dan MAN 2 Kudus.
MAN 2 Kudus mengirimkan 1 teamnya yang terdiri dari 2 pelajar puteri yaitu Lailatul Fathiyah dan Noor Laila Safiri yang masih duduk di kelas XI MIA 2 dengan dibimbing oleh M. Miftahul Falah, M.Pd., M.Si serta Munirotun Roiyana, M. Si dengan judul penelitian yang dibawa yaitu “Pengaruh gelombang suara musik klasik untuk meningkatkan pertumbuhan brokoli”. Kedua peneliti muda ini memilih meneliti hal tersebut karena mereka ingin melihat bagaimana pertumbuhan brokoli apabila di tanam di dataran rendah namun diberikan treatment musik klasik. Dengan diberikannya musik klasik pada pertumbuhan brokoli dapat menstimulasi pembukaan stomata untuk proses fotosintesis. Dari penelitian yang sudah dilakukan terbuti adanya perbedaan lebar daun antara 1-2 cm antara brokoli yang diberikan music klasik dan yang tidak diberi musik.
Awal Maret hingga Mei nantinya semua peserta yang dikirimkan ke Thailand akan menjalani tahap preparasi untuk penelitian lanjutan di LIPI. Peserta akan dikarantina untuk memperbaiki penelitian masing-masing, memperdalam materi dan melatih kemampuan berbahasa inggris. Pada ajang di Thailan nanti, Miftahul Falah selaku guru pembimbing kepada isknews.com menyatakan “kami berharap perwakilan dari MAN 2 Kudus mampu menjadi juara pada ajang tersebut, pasalnya tema yang diusung sesuai dengan pertanian, ketahanan pangan, ramah lingkungan dan ecofarming namun semua itu tergantung kembali pada kemampuan anak dalam berbahasa inggris dan kemampuan berpendapat di depan para juri nantinya.” (FA)