Kudus, isknews.com – Komunitas Peternak Kambing Kudus (Kopiku) kembali menggelar acara yang berbeda dari biasanya.
Bertajuk Festival Ternak Kudus, acara ini menjadi ajang silaturahmi dan mengenalkan berbagai jenis ternak unggul kepada masyarakat, diadakan pada Minggu (27/4) di lapangan Peganjaran, Kecamatan Bae, Kudus.
Acara yang merupakan bagian dari halal bihalal peternak Kudus ini, menghadirkan berbagai jenis kambing dan domba, mulai dari Kambing Etawa, Senduro, hingga Domba Merino.
Acara yang sudah diselenggarakan untuk kali ketiga ini, bukan hanya sekedar acara pertemuan antar peternak, melainkan juga menjadi hiburan yang menarik perhatian banyak pengunjung.
“Kami membawa ternak unggulan kami, mulai dari kambing peranakan Etawa, Senduro, hingga domba Merino untuk dikenalkan kepada masyarakat dan stakeholder.
Acara ini juga memberikan kesempatan bagi peternak untuk saling mengenal dan berbagi pengalaman,” ujar Rawan Nur Sulistiono, Pembina Kopiku.
Selain menampilkan berbagai jenis kambing dan domba unggul, juga ada pameran dan edukasi tentang cara budidaya yang baik serta informasi mengenai potensi pasar ternak di Kudus.
Tak hanya peternak, acara ini juga dihadiri oleh masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua, yang menikmati suasana festival dengan antusias.
Beragam jenis kambing dan domba dipamerkan dalam festival ini, antara lain Kambing Etawa Peranakan, Senduro, serta domba Dorper, Awasi, Merino, hingga Texel.
“Di Kudus, kita terbagi dua, yakni peternak kambing di wilayah utara dan peternak domba di wilayah selatan. Namun, dengan adanya acara ini, kami berharap bisa menyatukan semua peternak dan memberikan mereka akses untuk mengenal bibit unggul di lokal Kudus,” jelas Rawan.
Untuk kambing, jenis Etawa Peranakan menjadi salah satu favorit karena memiliki potensi untuk susu, daging, dan seni, sementara Senduro, yang berasal dari Lumajang, juga mendapatkan perhatian.
Sementara itu, domba Merino dan Dorper menjadi daya tarik bagi pengunjung yang tertarik pada peternakan domba.
Festival Ternak Kudus juga mendapat dukungan penuh dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus.
“Kami mengapresiasi inisiatif Kopiku yang menggelar festival ini. Dengan adanya festival ini, para peternak bisa mendapatkan informasi tentang bibit unggul serta peluang kerjasama dengan pihak lain,” Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Arin Nikmah yang berada di arena festival.
“Setelah wabah PMK, kami sangat senang melihat perkembangan yang positif dalam dunia peternakan di Kudus. Program-program pemerintah, baik dari sektor pendampingan hingga bantuan bibit unggul, telah banyak membantu peternak dalam memulihkan usaha mereka,” lanjut Arin.
Ia menambahkan bahwa peningkatan populasi ternak di Kudus dapat mendorong pemulihan perekonomian masyarakat setempat.
“Kami berharap kedepannya peternak bisa memanfaatkan teknologi dan pengetahuan terbaru dalam pemeliharaan ternak, agar bisa semakin produktif dan efisien.”
“Selain itu, kami juga berharap para peternak dapat terus meningkatkan kualitas ternak mereka. Dengan cara itu, selain memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, kita juga bisa memperkenalkan produk ternak dari Kudus ke pasar internasional,” ujar nya.
Selama acara berlangsung, selain mengenalkan ternak unggul, para peternak juga dapat saling bertukar informasi dan pengalaman.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat mempererat hubungan antar peternak di Kudus, serta membangun jaringan yang lebih kuat. Sehingga, para peternak bisa saling mendukung dalam pengembangan usaha ternak mereka,” tutur Arin.
Masturi seorang peternak kambing Etawa dari Desa Samirejo Giringan, Dawe yang telah berpengalaman lebih dari dua tahun, mengungkapkan kebanggaannya terhadap perkembangan peternakan kambing di Kudus.
“Saya senang sekali bisa ikut serta dalam acara seperti ini. Sejak mulai beternak kambing Etawa dua tahun lebih lima bulan yang lalu, saya merasa banyak sekali kemajuan. Sekarang, saya sudah memiliki sekitar 8 ekor kambing Etawa, meskipun saya hanya memiliki satu di rumah,” ujar Masturi, yang juga menyebutkan bahwa dirinya memulai beternak kambing pada saat pandemi COVID-19.
Masturi mengungkapkan bahwa ia membeli kambing Etawa pada usia 21 minggu, dan mulai kecil harganya sekitar 4 juta.
“Sekarang, kambing saya sudah bisa dijual seharga 20 juta, tentu itu keuntungan yang luar biasa,” tambah Masturi.
Ia menambahkan bahwa meski beternak kambing Etawa membutuhkan perhatian ekstra, namun hasilnya sangat memuaskan. (YM/YM)