Ogoh-Ogoh Raksasa Sun Go Kong Warnai Perayaan Bwee Gee di Kudus

oleh -957 kali dibaca
Foto: Kemeriahan Bwee Gee di Kudus, masyarakat sangat antusias. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews– Perayaan Bwee Gee di Kelenteng Hok Hien Bio, Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, berlangsung meriah pada Minggu (12/1/2025). Salah satu daya tarik utama acara ini adalah kehadiran ogoh-ogoh Sun Go Kong setinggi tiga meter yang memimpin iring-iringan kirab.

Ogoh-ogoh ini menjadi simbol visualisasi Dewa Sun Go Kong dalam tradisi Tionghoa dan menarik perhatian masyarakat yang antusias menyaksikan kirab tahunan tersebut. Selain ogoh-ogoh, pertunjukan liong dan barongsai turut memeriahkan acara, bersama dengan 29 patung dewa dari berbagai kelenteng di Indonesia, termasuk dari Semarang, Bekasi, Sidoarjo, Madiun, dan Gresik.

Kirab Bwee Gee merupakan ritual penghormatan dan rasa syukur kepada Dewa Bumi. Rute kirab sejauh lima kilometer ini dimulai dari Kelenteng Hok Hien Bio, melewati sejumlah jalan utama seperti Jalan dr. Loekmonohadi, Jalan Mangga, Jalan Sunan Kudus, Alun-alun Simpang Tujuh, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Tanjung, Jalan Pemuda, hingga kembali ke kelenteng.

Ogoh-ogoh Sun Go Kong yang menjadi ikon acara ini dibuat oleh tim kreatif yang terdiri dari sepuluh orang. Salah satu anggota tim, Yogiem, mengungkapkan bahwa proses pembuatannya dimulai sejak 31 Desember 2024 dan baru rampung pada 10 Januari 2025.

“Membuat ogoh-ogoh ini kami lembur hingga pukul tiga dini hari. Bahannya kami ambil dari lokal saja, seperti sponeva, bambu rotan, peralon, bulu sintetis, cat pigmen, dan kain jenis palis serta tile untuk hiasan,” jelas Yogiem.

Ia juga menambahkan, ogoh-ogoh tersebut dirancang agar bisa dimainkan oleh satu orang selama kirab berlangsung. “Semoga cuaca mendukung, sehingga ogoh-ogoh Sun Go Kong bisa tampil maksimal dalam kirab ini,” harapnya.

Acara Bwee Gee tahun ini disambut hangat oleh masyarakat Kudus yang memadati sepanjang rute kirab. Tradisi ini tak hanya menjadi ajang spiritual, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan budaya, sekaligus memperkenalkan kekayaan tradisi Tionghoa kepada masyarakat luas. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :