Blora, isknews.com (Lintas Blora) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, dianggap tidak ada keseriusan menangani sampah di wilayah Perkotaan Cepu Kabupaten Blora. Terbukti, gundukan sampah hingga meluber ke jalan raya disertai bau busuk yang menyengat, membuat masyarakat terganggu. Seperti tampak di Jalan Pemuda Cepu.
“Pemerintah jelas tidak ada keseriusan menangani sampah,” kata Muntaha, yang mengaku aktivitas utama berada di wilayah Cepu.
Kondisi sampah yang meluber hingga ke jalan raya tersebut, jelas mengganggu aktivitas warga. Terlebih warga perkampungan sekitar dan para pedagang. “Utamanya penjual makanan yang berdampak langsung pada mereka,” kata dia.
Dia menganggap, pemerintah kurang peka dengan kondisi tersebut. “Saya pernah mendapat informasi jika dinas terkait kekurangan armada. Padahal itukan bisa disiasati dengan cara lain,” ujarnya.
Hal yang sama juga dikeluhkan seorang pemilik warung makan yang tepat berada disebelah barat Tempat Pembuangan Sementara (TPS) pasar Plasa Jalan Pemuda Cepu. Menurut wanita yang enggan disebutkan namanya ini, bau busuk berasal dari TPS tersebut tercium hingga dilingkungan perkampungan.
“Warga banyak mengeluh. Dan ini sangat mengganggu. Kalau saya sendiri mau dagang kok baunya busuk, kalau gak jualan kok ya ini kerjaan saya. Saya repot, Mas. Karena pelanggan juga mikir-mikir kalau mau makan ke sini,” ujar wanita yang mendirikan warung dan tinggal di Gang Pasar RT 1 RW 4, Kelurahan Cepu ini. Lebih parah lagi saat hujan, lanjut dia, baunya sangat menyengat.
Dia menyebutkan, bahwa tahun kemarin sebelum puasa dan lebaran kondisi tidak seperti ini. Sampah tidak sampai menumpuk, apalagi sampai menimbulkan bau. “Belum puasa saja seperti ini, apa lagi pas lebaran. Otomatis malah semakin parah,” ujarnya.
Dia justru bertanya-tanya, ini sebenarnya apa yang salah. “Tahun kemarin setiap hari sampah selalu diangkut. TPS bisa bersih dan tidak sampai menumpuk,” ungkapnya sembari menuangkan es teh dalam gelas.
Kondisi seperti ini, kata dia, membuat para pedagang merasa dirugikan. “Karena dijalan ini kalau sore hingga malam, banyak pedagang makanan,” tuturnya. Supaya pembeli tidak merasa risih, lanjut dia, pedagang harus menutup sampah dengan terpal, supaya tidak terlihat jorok oleh pembeli.
Sementara, UPT Pasar Wilayah II Cepu, Tulus Sunarko, mengaku telah melaporkan kondiri tersebut kepada pimpinan yang ada di Kabupaten Blora. “Untuk masalah ini biar nanti urusan antar pimpinan dinas,” jelas Tulus.
Dia menambahkan, bahwa dirinya kerap mendapat keluhan dari warga. Baik dari pasar maupun dari para pedagang. “Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa,” kata dia.
Memang idealnya, lanjut dia, sampah di TPS ini harus dilakukan pengangkutan minimal dua hari sekali. “Kalau dibiarkan sampai tiga hari atau lebih, pasti kondisinya akan seperti ini,” jelasnya. (ams)