Kudus, isknews.com – Kondisi Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, kini kian memprihatinkan. Fasilitas yang ada di tiga blok hunian tersebut mengalami kerusakan parah dan belum mendapat penanganan yang memadai.
Salah satu masalah utama yang dihadapi penghuni adalah rusaknya pagar pembatas di lantai atas, yang sudah dalam kondisi rapuh dan rawan membahayakan, terutama bagi anak-anak.
Agus Wahyu Subagyo, salah satu penghuni yang sudah menetap di Rusunawa selama 12 tahun, mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi ini. “Pagar pembatas di tiap lantai sudah banyak yang rusak. Besinya rapuh dan penguat yang menempel di tembok sudah lepas, sehingga sangat berbahaya jika anak-anak bermain di area tersebut,” jelas Agus.
Selain pagar, banyak fasilitas lain di Rusunawa yang mengalami kerusakan, seperti tralis besi dan pagar yang jebol. Meski demikian, Agus dan banyak penghuni lainnya tetap bertahan karena biaya sewa yang masih terjangkau. Tarif sewa di Rusunawa ini bervariasi tergantung lantai, dengan harga mulai dari Rp 130 ribu per bulan untuk lantai lima, hingga Rp 200 ribu per bulan untuk lantai satu yang aksesnya lebih mudah dan diperuntukkan bagi manula serta penyandang disabilitas.
Agus mengaku telah beberapa kali mengajukan permohonan perbaikan pagar pembatas kepada pihak terkait, namun hingga kini belum ada tindakan yang signifikan. “Kami berharap ada perhatian lebih dari pihak pengelola agar pagar pembatas segera diperbaiki demi keamanan penghuni, terutama anak-anak,” tambahnya.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus, Abdul Halil, mengakui bahwa anggaran untuk perawatan Rusunawa memang terbatas. Namun, pihaknya berkomitmen untuk memastikan fasilitas utama seperti listrik dan air tetap berfungsi dengan baik.
“Kami sadar bahwa kondisi Rusunawa saat ini tidak ideal. Kami terus berupaya melakukan perawatan dan pemeliharaan, meski anggaran yang tersedia sangat minim,” ujar Abdul Halil saat dihubungi wartawan
Saat ini, dari empat blok yang ada di Rusunawa Bakapalan Krapyak, hanya tiga blok yang dihuni. Satu blok lainnya, yang sebelumnya digunakan sebagai tempat karantina Covid-19, masih kosong karena tidak ada yang berminat untuk menyewa.
Dengan kondisi yang semakin memburuk, para penghuni berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah agar fasilitas di Rusunawa dapat segera diperbaiki demi kenyamanan dan keselamatan mereka. (AS/YM)