Kudus, isknews.com – (01/12) Dalam rangka memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sejak kemarin menggelar pelatihan program kusta bagi dokter dan petugas kusta se jawa tengah di hotel gripta.
Tujuan dari acara tersebut meningkatkan pengetahuan petugas tentang kebijakan program P2 Kusta. Di samping itu Mengintensifkan penemuan diagnosis dan Meningkatkan pengetahuan tentang perawatan & pelayanan rehabilitasi yang tepat pada penyandang cacat kusta.
Berdasarkan data situasi di jawa tengah mengenai penyakit kusta dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan selama 10 tahun terakhir yang dimulai sejak tahun 2000 – 2014 mencatat bahwa jawa tengah menduduki angka ke tiga tingkat nasional mengenai penyakit kusta, dari 100% penduduk jawa tengah terdapat 95% tidak tertolong, 3% sembuh sendiri, dan 2% diobati.
Sebagai mana diberitakan oleh isknews.com sebelumnya bahwa Wahyu Setianingsih, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menjelaskan bahwa “Penyakit kusta di Indonesia terlebih Propinsi Jateng menduduki urutan no.3 setelah Jawa timur dan Jawa barat.
Khusus di Jawa tengah, Penyakit kusta yang menjadi momok ini tersebar di daerah kabupaten atau Kota di Pantura” jelasnya.
Sementara itu, pada NCDR (New Case Detection Rate) adanya kasus baru yang terhitung per 100.000 dari 33.605.137 penduduk yakni mulai 2012 – 2014 adanya peningkatan, hal ini disebabkan antara lain si pasien enggan mendatangi puskesmas terdekat. Sehingga mau tidak mau petugaslah yang mendatangi pasien tersebut ke lingkungan atau masyarakat. Disamping itu, Penyebab Kusta ini sangat beragam, satu di antara nya dari kuman, walaupun proses nya lambat, namun jika di biarkan akan mengakibatkan cacat permanen.
Dr.wahyu menambahkan Jika Pelatihan kusta ini di ikuti Dokter puskesmas dari bebagai kota di Jawa tengah dan berpesan agar jika ada yang punya gejala Penyakit kusta silahkan bisa konsultasi ke Puskesmas terdekat.(AS/SU)