Kudus, isknews.com – Tepat hari ini (Rabu, 25/11) diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Guru yang dianggap pahlawan tanpa tanda jasa, dan guru merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk karakter bangsa. Hari guru diperingati untuk menujukkan penghargaan terhadap guru – guru yang telah bekerja untuk bangsa ini.
Guru berkaitan langsung dengan dunia pendidikan Indonesia. Pendidikan sekolah di Negara ini menganut kurikulum 2013, kurikulum 2013 memiliki perbedaan dengan kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum 2013 memegang prinsip diantaranya, dari siswa harus lebih aktif dan mencari tahu sendiri, sumber tidak hanya dari guru, menggunakan pendekatan ilmiah, pembelajaran yag berbasis kompetensi, mata pelajaran menjadi sistem komponen terpadu,siswa diberi pembelajaran dengan tidak hanya jawaban tunggal ketika ditanya namun jawabannya bisa multi dimensi atau memberi jawaban dari sudut pandang yang berbeda, dan menekankan keterampilan aplikatif.
”Pendidikan kurikulum 2013 sudah bagus, namun belum semua guru bisa mengimbangi tuntutan materi dan strateginya, terutama guru SD dan SMP” ujar Isti Solichah, SE Guru Ekonomi SMA N 1 Jekulo Kudus, saat diwawancara isknews, Rabu (25/11).
“Harusnya pemerintah secara berkala dan rutin memberikan penataran atau pelatihan kepada semua guru secara bergantian, agar para guru bisa selalu update ilmu dan upgrade kemampuan dari masing – masing guru” katanya.
Kurikulum 2013 bisa dikatakan menjadi salah satu aspek kebangkitan pendidikan Indonesia jika diikuti dan diterapkan dengan baik, karena dikurikulum ini ditekankan pada kemampuan dan kreativitas siswa, bukan siswa yang hanya mengikuti materi dari guru, namun siswa dituntut untuk mencari tahu sendiri materi – materi yang menjadi bahan pembelajaran mereka.
“Harapan saya kedepan untuk dunia pendidikan Indonesia , siswa tidak hanya belajar dari sekolah, namun dimulai dari keluarga. Jika setiap orang tua mempunyai jiwa mendidik, mendidik dengan penuh rasa cinta dan ketulusan hingga membuat anak –anak itu senang dan nyaman untuk berbagi cerita tentang sekolahnya, belajarnya, dan lingkungannya, jadi mereka tidak hanya sibuk dengan sosmed seperti anak – anak saat ini, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, saya berharap hal itu nantinya berkurang, dan anak – anak bisa lebih dekat dengan orang tua dan gurunya” imbuhnya.
Amalia Zulfana