Peringati Hardiknas, GMNI Kudus Bagikan Bunga dan Kecam Represi Aparat Saat May Day

oleh -1,197 kali dibaca
Foto: Dok. GMNI Kudus. (ist)

Kudus, isknews.com – Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Kudus menggelar aksi simpatik dengan membagikan bunga kepada masyarakat, Jumat (2/5/2025). Dalam aksi tersebut, GMNI tidak hanya menyuarakan isu pendidikan, namun juga mengecam keras tindakan represif aparat terhadap massa aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang berlangsung di Semarang, sehari sebelumnya.

Ketua DPC GMNI Kudus, M. Najibul Faiz, menyoroti masih banyaknya persoalan dalam sistem pendidikan nasional yang perlu segera dibenahi. Menurutnya, ketimpangan pendidikan masih nyata di berbagai daerah, dan kualitas pembelajaran belum menyentuh ranah kemampuan berpikir tingkat tinggi.

“Sistem pendidikan masih kurang maksimal menurut saya. Pendidikan di Indonesia juga belum merata di semua daerah. Ini perlu menjadi perhatian bersama,” ujarnya.

Najib mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua dan lingkungan terkecil, untuk turut berperan dalam kemajuan pendidikan. Ia menekankan pentingnya sinergi kolektif dalam membentuk generasi yang cerdas dan berkarakter.

“Semua harus bersinergi demi kemajuan pendidikan kita. Tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah saja,” tegasnya.

Ia juga menyinggung masih ditemukannya peserta didik yang belum mampu membaca dan menulis, sebagai indikator perlunya kajian ulang terhadap sistem pendidikan nasional. GMNI mendesak agar arah pendidikan tidak hanya berhenti pada tahap menghafal (C1), melainkan ditingkatkan hingga ke kemampuan mencipta dan berpikir kritis.

Di sela aksi, GMNI Kudus juga menyampaikan solidaritas terhadap mahasiswa yang menjadi korban tindakan represif aparat saat May Day di Semarang. Mereka menilai tindakan kepolisian terhadap massa aksi, termasuk penangkapan mahasiswa, sangat berlebihan dan mencederai demokrasi.

“Mahasiswa itu menyampaikan aspirasi masyarakat. Tidak seharusnya diperlakukan sedemikian rupa. Mereka (kepolisian) seharusnya mengedepankan pendekatan persuasif,” tegas Najib.

Ia mendesak pihak kepolisian untuk segera membebaskan rekan-rekan mahasiswa yang ditangkap. Menurutnya, menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak yang dijamin oleh konstitusi dan tidak boleh dibungkam dengan intimidasi.

“Waktu May Day kemarin di Semarang, banyak berita yang memberitakan kawan-kawan kita ditangkap kepolisian. Kita mendesak kepolisian untuk melepaskannya,” pungkasnya.

Aksi GMNI Kudus ini berlangsung damai dengan menyertakan orasi dan pembagian bunga kepada pengguna jalan sebagai simbol perdamaian dan harapan untuk pendidikan yang lebih adil dan manusiawi di masa depan. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :