Kisah Aufa Santri cilik Yanbu’ul Qur’an Kudus dari Bontang Kalimantan Timur

oleh -2,646 kali dibaca

12390888_1230135620347004_6625507364349624181_n20/12/15
Kudus – Aufa bernama lengkap muflih Aufa Bekti, Putra dari Ir. Agus Subekti dan purwanti.
Di sela sela mendampingi Aufa yang sedang di wisuda di Aula Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an anak (PTYQA) Kudus, orang tua Aufa Saat di temui Isknews.com mengatakan bahwa Anak kami masuk Pondok pesantren bukan karena di paksa, namun atas dasar kemauan sendiri.

Anak terakhir dari empat bersaudara
1. Nikma kurniangtyas
2. Ridho
3. Mumtaz
4. Muflih Aufa
Memang sejak kecil sudah di besarkan di keluarga yang berpendidikan dan Religius.

Purwanti sempat berbagi cerita dan pengalaman nya kepada isknews.com

Waktu itu ketika anak kami baru dua (Nikma dan Ridho) mendengar info di jawa tengah ada pondok tahfidz yang kanak2, kami berburu info dan akhirnya ketemu pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus. kami survei pada saat anak kedua kami (ridho) baru tiga tahun. kakaknya perempuan waktu itu berusia lima tahun.”terang nya.

Perjuangan kami bukan tanpa rintangan,mendapat tekanan dari kakek neneknya Aufa, karena dari mereka tidak satupun yg memberi dukungan.

12391797_1230147817012451_8708962322604439597_nAlhamdulillah kami berniat memondokkan anak yang pertama Ridho, mempasrahkan diri kepada Alloh dengan menitipkan anak kami ke pengurus pondok pesantren.

Bismillah setelah pendampingan dan persiapan dua tahun sebelumnya di rumah bontang , kami antar anak kami ke pra tk dan tk islam. sore belajar membaca al qur’an di masjid. malam di rumah undang Ustadz. alhamdulillah lulus lancar baca al qur’an.

Setelah proses seleksi ketat di pondok Tahfidz yanbu’ul qur’an Kudus lolos, senang dan bangga, akan tetapi awalnya berat meninggalkan anak kami di pondok. karena mengingat seperti anak pada umumnya.. dari tidur sampai tidur lagi dilayani, sampai pakai sepatu saja masih dipakaikan apalagi makan masih disuap.

alhamdulillah masa2 berat terlampaui, adik2nya lahir, karena sering diajak sambang otomatis mereka tertarik sendiri untuk mondok. bahkan adik paling kecil (Aufa) tdk mau dicadangkan di sekolah lain.

Perkenalkan keluarga kami,
Saya Purwanti lulusan UGM Yogyakarta. suami s1 ugm, s2 undip… ini msh s3 unmul samarinda kaltim.

saya pendidik di SD Vidatra.. yayasan perusahaan lng badak bontang, sementara suami karyawan pkt bontang. saat ini ditugaskan di pihc jakarta. perusahaan pupuk indonesia.

anak pertama perempuan. Nikma Kurnianingtyas Bekti. sd bontang. smp it jogja. sma 1 teladan jogja. sekarang sudah lulus kuliah S1 di kedokteran umum umy. jogja.

Anak ke dua Ridho aflah bekti MI Yanbu’ul Qur’an kudus sampai selesai 24 Juz. tambah juz 29 dan 30 di SMP IT yogyakarta. SMA vidatra badak. sekarang kuliah di teknik lingkungan Undip.

Anak ke ketiga Mumtaz ahnaf bekti MI Yanbu’ul Qur’an kudus sampai 22 juz , di tambah 29 dan 30 juz di SMP IT Bontang. SMA pkt bontang.

Anak terakhir paling kecil, Muflih aufa bekti MI di lanjutkan ke MTs yanbu’ul qur’an menawan Kudus sampai sekarang.

Kami momohon do’a semoga anak kami bisa melanjutkan hafalannya sekaligus bisa menjaga nya.

Purwanti juga berpesan jika pada dasarnya anak adalah kertas putih, tinggal bagaimana kita sebagai orang tua bisa mewarnai, meninggalkan anak dengan harta banyak tiada arti, namun jika meninggalkan anak sholih dan sholihah yang ber ilmu kelak di akhirat orang tua juga ikut merasakan nikmatnya.

‪#‎Jivan‬

KOMENTAR SEDULUR ISK :