Kudus, isknews.com – Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus merayakan hari ulang tahunnya yang ke-34 sekaligus meresmikan gedung baru bertingkat tujuh yang diberi nama Khulafaur Rasyidin, Selasa 1 Oktober 2024.
Peresmian gedung ini dihadiri oleh Direktur RSI Sunan Kudus, dr. Ahmad Syaifuddin, M.Kes, serta Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Dr. Moh. Adib Khumaidi, Sp.OT. dan sejumlah tamu undangan.
Dr. Ahmad Syaifuddin menjelaskan bahwa gedung ini terdiri dari berbagai fasilitas yang dirancang untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan keluarga.
“Lantai 1 diperuntukkan bagi fasilitas umum, seperti kafe yang memudahkan keluarga pasien untuk membeli makanan tanpa harus keluar dari area rumah sakit. Lantai 2 akan terhubung dengan poliklinik yang sudah ada, sedangkan lantai 3 digunakan untuk ruang perkantoran dan rapat. Lantai 4 hingga lantai 7 diperuntukkan bagi ruang rawat inap dengan total 76 kamar yang menerapkan konsep one room one patient demi menjaga privasi pasien dan keluarga,” ujarnya.
Selain itu, RSI Sunan Kudus juga berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang setara bagi semua lapisan masyarakat, termasuk peserta BPJS.
“Meskipun konsep kami adalah satu kamar satu pasien, pasien BPJS dari kelas manapun tetap bisa menggunakan fasilitas kami jika memang diperlukan. Kami ingin semua yang membutuhkan perawatan, terlepas dari kelasnya, bisa mendapatkan layanan yang layak,” tambah dr. Ahmad Syaifuddin.
Gedung Khulafaur Rasyidin ini dibangun dengan anggaran sekitar Rp40 miliar rupiah.
Pihak RSI Sunan Kudus berharap gedung ini dapat semakin meningkatkan kontribusinya dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Kudus dan sekitarnya.
Sementara itu, Ketua Umum IDI, Dr. Moh. Adib Khumaidi, Sp.OT, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah RSI Sunan Kudus dalam meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan.
“Inisiatif RSI Sunan Kudus dalam membangun gedung baru ini, yang didukung dengan teknologi digital seperti rekam medis elektronik, sangat penting untuk memudahkan akses dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong digitalisasi di sektor kesehatan,” ungkapnya. (AS/YM)