SDIT Umar Bin Khathab Kudus kembali Buka Kelas Tahfidz, Bahasa dan Science-IT

oleh -1,565 kali dibaca
Foto: Kepala SDIT Umar Bin Khathab, Agustina Lilik Roosmawati saat sambutan Acara Orientasi dihadapan 200-an orang tua atau wali peserta didik baru, di aula lantai 2 setempat, Sabtu (29/6/2024). (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Umar Bin Khathab untuk kali kedua, di tahun ajaran 2024-2025, kembali membuka tiga kelas unggulan, yaitu kelas tahfidz, kelas bahasa dan kelas science-IT.

Tiga program unggulan tersebut diharapkan bisa mengarahkan minat dan bakat peserta didik untuk menyiapkan generasi unggul dan berakhlak mulia yang berguna bagi agama dan bangsa.

Adapun sistem pemilihan kelas akan disesuaikan dengan kemampuan siswa melalui observasi diawal tahun ajaran selama tiga bulan.

Demikian dikatakan Kepala SDIT Umar Bin Khathab, Agustina Lilik Roosmawati saat sambutan Acara Orientasi dihadapan 200-an orang tua atau wali peserta didik baru, di aula lantai 2 setempat, Sabtu (29/6/2024).

Dijelaskan Lilik terperinci, Untuk kelas unggulan Tahfidz dibagi sesuai dengan kebutuhan. Jika melihat standar kelulusan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) maka setiap siswa yang lulus minimal memiliki hafalan 2 juz. Namun, di SDIT Umar Bin Khathab siswa kan diberikan bekal hafalan minimal 5 juz.

Kemudian kelas unggulan Bahasa, dengan target pencapaian siswa SDIT Umar Bin Khathab dapat berbahasa inggris secara aktif. Selain bahasa inggris yang dikembangkan di SDIT Umar Bin Khathab, ada dua bahasa lainnya yang dikembangkan yaitu bahasa jawa dan bahasa arab dalam suatu program pekan bahasa.

“Melalui kelas ini diharapkan siswa memiliki bekal untuk menghadapi era globalisasi, dimana persaingan semakin meningkat dan mengedepankan kemampuan bahasa inggris sebagai salah satu aspek yang sangat penting,” tutur Lilik.

Selanjutnya kelas unggulan Sains-IT, siswa akan dilatih untuk membiasakan diri berpikir ilmiah melalui pendekatan inquiry learning, melakukan mini project atau mini research, dan mengikuti perkembangan teknologi dengan pembelajaran coding.

“Diharapkan dengan bekal hal tersebut siswa dapat lebih memiliki empati tinggi akan permasalahan yang berada di lingkungan sekitarnya,” jelas Lilik.

Dirinya menyebut, digelarnya acara Orientasi bertujuan untuk menyamakan persepi dan supaya saling sinergi antara sekolah, orang tua dan siswa,

“Tahun ajaran baru 2024-2025 ini sengaja kami hadirkan wali murid baru untuk kami sampaikan sejumlah program, pengenalan kebiasaan dan budaya di sekolah kami, kemudian ada sharing bagaimana harusnya peran orang tua saat di rumah, sehingga terbentuk sinergitas dan kolaborasi,” terangnya.

“Kami tidak hanya sekedar transfer materi ilmu pendidikannya, akan tetapi juga mengedepankan penanaman karakter ke anak,” sambungnya.

Diketahui, lanjut Lilik, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Umar Bin Khathab memiliki visi membentuk generasi alim, mandiri dan peduli lingkungan. Untuk mencapai visi misi tersebut, sekolah menyediakan fasilitas kelas unggulan, kemudian mata pelajaran life skill dan belasan ekstrakurikuler.

Adapun visi alim mencakup berilmu akademik dan non akademik. Diiringi dengan jiwa mandiri yang diharapkan siswa mampu bertanggungjawab dan mengayomi diri sendiri serta memberikan kebermanfaatan untuk orang lain.

Alim dapat dipraktikan melalui transfer ilmu pengetahuan (knowledge) dan juga beragam ekstrakurikuler yang tersedia di SDIT Umar Bin Khathab. Para siswa yang memiliki bakat dilatih oleh guru untuk dapat mengikuti event perlombaan

Terdapat 15 ekstrakurikuler yang ada di SDIT Umar Bin Khathab. Diantaranya seni musik, qiro’atil qur’an, hifdzil qur’an, coding, science, english effective conversation, seni kaligrafi, kewirausahaan dan menggambar. Kemudian di bidang olahraga ada ekstrakurikuler panahan, renang, futsal, karate, pencaksilat, hockey, dan juga badminton.

Sedangkan untuk merealisasikan visi mandiri dan peduli lingkungan, SDIT Umar Bin Khathab memiliki program mata pelajaran life skill untuk kelas satu hingga tiga. Siswa akan diajarkan toilet training, merapikan tempat tidur, mengenal jenis sampah dan memilahnya. Termasuk hal-hal kecil diantaranya memasang kancing, menyapu, menjahit sederhana, mencuci, melipat baju, dan sebagainya.

“Penanaman karakter ini kemudian dilanjutkan di rumah masing-masing. Hal ini juga diharapkan dapat membangun sinergitas dengan orang tua. Visi mandiri ini akan membentuk karakter siswa yang terbiasa untuk tidak bergantung pada media elektronik dan orang lain (dalam hal ini lebih tidak bergantung pada orang tua),” pungkasnya. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :