Kudus, isknews.com – Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Kabupaten Kudus yang akan diselenggarakan secara pada bulan Oktober mendatang bersamaan dengan daerah lain secara serentak, semakin hari menjadi perbincangan masyarakat Kudus. Pasalnya, pilkada mendatang akan memilih Bupati dan Wakil Bupati untuk periode 2024-2029 dimana setelah hampir setahun Kabupaten Kudus diisi oleh pejabat sementara.
Dari catatan media ini, sudah ada dua pasangan bakal calon yang secara serius akan mengikuti kontestasi pilkada yakni, Sam’ani Intakoris berpasangan dengan Belinda Putri Birton dan Hartopo berpasangan dengan Mawahib.
Menanggapi munculnya dua pasangan bakal calon tersebut, pengamat politik asal Kudus yang pernah menduduki wakil ketua DPRD dari Partai PDIP, Nor Hartoyo memprediksi nantinya akan ada tiga pasangan yang akan ‘bertarung’ memperebutkan Kudus 1 dan Kudus 2. Menurutnya cepat atau lambat, pasangan bakal calon tersebut akan memproklamirkan diri menyusul bakal calon yang sudah ada.
“Semakin banyak calon yang ikut memperebutkan kursi bupati dan wakil bupati, maka yang diuntungkan adalah masyarakat Kudus. Karena semakin banyak calon maka masyarakat juga semakin banyak pilihan,” jelas Nor Hartoyo ditemui isknews.com dirumahknya.
Ditegaskan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dalam pemilihan legislatif di Kudus menjadi partai pemenang dengan meraih 9 kursi, maka hanya PDIP yang mampu mencalonkan diri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Menurutnya, dengan mengantongi ‘golden tiket’ seharusnya kesempatan tersebut jangan sampai disia-siakan.
“Saya dibesarkan oleh PDIP dan saya paham betul karakter partai yang pernah membesarkan saya itu. PDIP adalah partai ‘petarung’ dan pastinya akan mampu memanfaatkan kesempatan untuk meraih kursi kepala daerah,” katanya.
Disinggung siapakah figur yang paling pas untuk memperebutkan kursi Kudus 1 dari PDIP, dengan tegas dia menyebut nama Masan yang saat ini menduduki jabatan Ketua DPRD Kudus sekaligus Ketua DPC Partai PDIP Kudus. Dengan menyandang nama cukup besar di Kabupaten Kudus, Ketua DPRD Kudus dua periode ini memiliki kesempatan yang sangat terbuka untuk mendusuki kursi Kudus 1.
“Pengalaman Masan cukup mumpuni untuk ikut kontestasi, ditambah dia adalah ketua DPC sekaligus Ketua DPRD dua periode yang pastinya memiliki pengalaman dan pengetahuan politik cukup kuat. Sebagai partai pemenang sayang kalau kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal,” imbuhnya.
Masih menurut Nor Hartoyo, sebagai partai petarung PDIP sudah kenyang merasakan pahit getirnya politik, mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten atau kota. Untuk itu, dia sangat mendukung jika partai berlambang banteng moncong putih ini mencalonkan kadernya dalam pilkada Kudus mendatang.
“Tidak ada ceritanya kader PDIP kalah sebelum bertanding. Dari catatan sejarah, bagaimana sulitnya PDIP ketika era orde baru. Bagaimana sejarahnya ketika PDIP tidak berada di dalam pemerintahan ketika era SBY. Dan sejarah membuktikan bahwa, pengalaman tersebut justru akhirnya membesarkan PDIP seperti yang dialami di Kudus saat ini,” tandasnya.
Sebagai orang yang sudah tidak berada di pengurusan partai, Nor Hartoyo yang mengaku masih mengantongi kartu tanda anggota (KTA) PDIP ini, berharap agar partai pemenang pileg di Kudus ini mencalonkan kadernya dalam pilkada mendatang. Soal siapa yang akan digandeng Masan menjadi pasangannya, hal tersebut akan mudah dicari mumpung waktunya masih mencukupi.
“Mumpung masih ada waktu. Apalagi dengan sembilan kursi di DPRD Kudus PDIP bisa maju tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Kesempatan yang sangat bagus ini harusnya jangan disia-siakan. Jika kesempatan ini tidak dimanfaatkan dan jika PDIP tidak mencalonkan kadernya, maka kepercayaan masyarakat pemilih PDIP akan sangat kecewa dan tentunya akan membawa dampak pada pileg selanjunya,” pungkasnya.
Seperti diketahui, hasil pemilihan legislatif di Kabupaten Kudus partai PDIP meraih 9 kursi, disusul partai Gerindra 7 kursi, partai PKB 7 kursi, partai Golkar 4 kursi, PKS 4 kursi, Partai Demokrat 3 kursi, PPP 3 kursi, PAN 3 kursi, Nasdem 3, dan Hanura 2 kursi. (jos)