Kudus, ISKNEWS.COM – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Kudus menggelar Bintek pelatihan aplikasi Senayan Library Management System (SLiMS) di Aula Dinas Arpusda, Senin (26-3-2018).
“Acara yang digelar empat hari ini, diikuti perwakilan Desa di Kabupaten Kudus, Senin untuk Kecamatan Jati dan Gebog, Selasa untuk Kecamatan Kota dan Mejobo, Rabu untuk Kecamatan Jekulo dan Dawe, Kamis untuk Kecamatan Kaliwungu dan Undaan” kata Kepala Arpusda Kudus Masyudi saat ditemui isknews.com.
Selain dari desa, juga ada yang dari pihak sekolah yang ikut susulan, diantaranya sekolah grafika, SD 2 Gondosari, SMP 2 Bae, dan SD 2 Margorejo
Materi pelatihan tersebut, lanjut Masyudi, mencakup kegiatan cara instalasi, implementasi dan simulasi. Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan, karena mereka dipandu secara langsung dari pemateri ketika mengalami kendala, baik yang sifatnya teknis maupun non teknis.
Masyudi menjelaskan, Senayan Library Management System (SLiMS) adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) dengan sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL V3. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan Nasional. “Seiring perkembangan waktu, aplikasi ini kemudian dikembangkan oleh komunitas pengguna dan penggiat SLiMS,” jelasnya.
Nantinya, lanjut Masyudi, di setiap perpustakaan desa akan disinkronkan melalui aplikasi SLiMS, hal itu sebagai upaya untuk merespon kemajuan teknologi, dalam meningkatkan kualitas pendidikan siswa.
Membangun Katalog Induk bersama Perpusta1kaan merupakan kerjasama yang melibatkan 2 perpustakaan atau lebih. Kerjasma ini diperlukan karena tidak satu pun perpustakaan dapat berdiri sendiri dalam arti koleksinya maupun memenuhi kebutuhan informasi pemakainya.
Dengan demikian, imbuh Masyudi, bagi perpustakaan desa yang lebih sedikit koleksinya, Kerjasama antar perpustakaan merupakan syarat mutlak untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakainya. Kerjasama perpustakaan dilakukan berdasarkan konsep bahwa kekuatan dan efektivitas kelompok perpustakaan akan lebih lebih besar di bandingkan dengan kekuatan dan efektivitas perpustakaan masing-masing desa.
“Prinsip kerjasama antar perpustakaan desa dilakukan karena diasumsikan bahwa tidak ada satu perpustakaan pun yang memilki koleksi lengkap, sehingga diperlukan kerjasama dengan perpustakaan lain,” ujarnya (AJ/WH)