Di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, keramaian perayaan Syawalan, berlangsung sejak pagi hingga sore hari. Hal itu karena kepandaian panitia dala mengatur jadwal acara, yakni pada pagi hingga siang hari, tepatnya sebelum berlangsungnya sholat Jumat, adalah keramaian warga masyarakat dari berbagi penjuru desa Mejobo dan sekitarnya, yang memadati jalan sepanjang mulai pintu masuk, di sebelah selatan perempatan Pasar Brayung, sampai di jembatan depan Balai Desa Kesambi.
Sedangkan setelah sholat Jumat, keramaian dilanjutkan dengan pertunjukkan musik ndangdut dari luar kota, berlangsung hingga sore hari. Dengan dihibur penyanyi-penyanyi yang cantik ratusan pengunjung memadati depan panggung di sebelah timur tanggul Sungai Piji, sebagian diantaranya bahkan berjoged bersama-sama.
Dengan membayar tiket Rp 5000, para pengunjung bisa menikmati keramaian tradisi bada kupat yang diselenggarakan setiap tahun oleh pihak pemerintah desa setempat, dan bisa terbilang sukses, dengan ratusan pedagang , dari warung makanan, penjual pakaian, mainan anak-anak, buah-buahan sampai kerajinan hasil karya warga desa setempat. Hiburan untuk anak-anak juga digelar di lokasi tidak jauh dari balai desa, seperti komedi putar, jinantra dan lain sebagainya.
Dari semua jenis hiburan yang disediakan panitia, naik perahu atau yang dikenal dengan istilah lomban, paling disenangi pengunjung Syawalan di Kesambi itu. Di sisi Sungai Piji sebelah timur, tepatnya di depan balai desa, dibuat dermaga darurat dari bambu, tempat menambatkan perahu, sekaligus tempat naik turunnya penumpang yang akan menikmati lomban itu. Dengan membayar ongkos Rp 5000 per orang, mereka bisa berperahu menyusuri Sungai Piji, sejauh 5 kilometer pulang pergi. Namun mereka harus bersabar, karena perahunya hanya satu buah.(DM)
Syawalan Di Kesambi, Bersampan dan Musik Dangdut
KOMENTAR SEDULUR ISK :