Kudus, isknews.com – Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, semakin memperkuat identitas budaya lokal dengan meluncurkan Tari Caping Kalo dalam acara yang dirangkai dengan Sedekah Bumi dan pertunjukan ketoprak, Sabtu lalu.
Agenda ini dirancang tidak hanya untuk memperkenalkan tari tradisional tersebut, tetapi juga untuk menjadikannya bagian dari identitas khas yang dapat diwariskan kepada generasi muda, terutama anak-anak sekolah dasar.
Aris Subekhan, Kepala Desa Gulang, menegaskan bahwa peluncuran tari ini memiliki visi lebih dari sekadar pelestarian seni.
“Kami ingin agar Tari Caping Kalo bukan hanya dikenal, tetapi juga hidup di tengah masyarakat, menjadi simbol kekayaan budaya desa kami,” ungkapnya.
Pemerintah desa berharap tarian ini dapat menjadi ikon Desa Gulang yang dikenang dan diwariskan kepada generasi penerus dan akan mengintegrasikan Tari Caping Kalo dalam kurikulum budaya lokal di sekolah-sekolah dasar.
Hal ini dilakukan agar anak-anak tidak hanya mengenal tetapi juga mempraktikkan dan menghargai seni tradisional sejak dini.
“Dengan memasukkan tari Caping Kalo dalam pelajaran, kami berharap budaya ini terus lestari, mengakar, dan menjadi kebanggaan masyarakat desa,” ujar Aris.
Pendanaan kegiatan ini sepenuhnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) 2024, yang mencakup pembiayaan untuk Sedekah Bumi, ketoprak, serta bantuan bagi sarana ibadah, program ketahanan pangan, perbaikan makam, dan inisiatif penanggulangan stunting.
Aris menyebutkan bahwa dukungan APBDes memungkinkan desa untuk memperluas akses budaya kepada seluruh lapisan masyarakat.
Setelah diluncurkan, Tari Caping Kalo akan dikelola oleh masyarakat Desa Gulang sendiri, sebuah upaya untuk memberdayakan warga dalam menjaga dan melestarikan budaya daerah.
Kepala desa optimistis bahwa partisipasi masyarakat ini akan memberi nilai tambah bagi tari Caping Kalo, memperkaya budaya Desa Gulang, dan memberikan kebanggaan kolektif yang berkelanjutan.
“Ini langkah awal untuk menjadikan Desa Gulang sebagai salah satu pusat budaya di Kudus,” jelas Aris, seraya menyampaikan komitmennya dalam mendukung pengembangan tari Caping Kalo sebagai warisan budaya. (YM/YM)