TBC Menyerang Usia Produktif, Kudus Fokus pada Penanggulangan Berbasis Desa

oleh -230 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Kabupaten Kudus menghadapi tantangan serius dalam penanganan kasus Tuberkulosis (TBC), terutama di kalangan usia produktif. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, tercatat ada 1.986 kasus TBC yang tersebar di 132 desa dan kelurahan. Penyakit menular ini menjadi ancaman tidak hanya bagi kesehatan, tetapi juga bagi ketahanan ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kudus, Andini Aridewi, menjelaskan bahwa orang dewasa lebih rentan terpapar karena aktivitas luar rumah yang lebih sering dibandingkan anak-anak. “Kasus TBC di Kudus mayoritas menyerang usia produktif, sehingga dampaknya bukan hanya pada kesehatan, tetapi juga pada ekonomi keluarga dan masyarakat,” jelasnya.

Untuk mencegah penyebaran yang lebih luas, Dinas Kesehatan Kudus telah melakukan skrining aktif di sejumlah wilayah, terutama di desa-desa dengan jumlah kasus tinggi. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk melakukan investigasi kontak, memakai masker, dan meningkatkan edukasi terkait pencegahan melalui satgas TBC yang dibentuk di setiap desa.

“Seperti Covid-19, TBC sering kali tidak terdeteksi hingga sudah menyebar luas, sehingga penting untuk melakukan pencegahan sejak dini. Penanganan penyakit ini harus dilakukan secara masif dan berkelanjutan, terutama di lingkungan yang rentan,” tutup Andini.

Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mengurangi angka kasus TBC di Kudus, khususnya di kalangan usia produktif, serta mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030.

Diketahui, Penjabat Bupati Kudus, Hasan Chabibie, dalam peluncuran Desa Siaga TBC di Hotel @Hom Kudus, Senin (4/11), menegaskan pentingnya kolaborasi untuk menangani masalah ini. “TBC merupakan masalah serius di Indonesia. Pada tahun 2024 saja, ada 1,06 juta kasus TBC yang terdeteksi secara nasional. Penanganan bersama sangat diperlukan,” kata Hasan.

Sebagai langkah awal, Desa Gondangmanis ditetapkan sebagai pilot project Desa Siaga TBC di Kudus, dengan harapan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya. Desa ini dipilih karena memiliki jumlah kasus tertinggi, yakni 36 kasus. “Desa Gondangmanis akan menjadi etalase bagi Jawa Tengah dalam penanganan TBC di tingkat desa. Kami ingin melihat seberapa efektif dan cepat respons terhadap penanggulangan TBC di desa ini,” tambah Hasan.

Salah satu perhatian utama adalah tingginya angka kasus TBC di kalangan usia produktif, yang dapat mempengaruhi ekonomi lokal. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :