Tumpukan Sampah di Berbagai Titik di Kudus Timbulkan Masalah Kesehatan

oleh -427 kali dibaca
Foto: ilustrasi

Kudus, isknews.com – Penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo, Kudus, sejak Kamis (16/1/2025) hingga saat ini, menyebabkan tumpukan sampah di berbagai titik semakin parah. Kondisi ini memunculkan bau tak sedap dan menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus.

Tumpukan sampah yang mulai membusuk terlihat di sejumlah lokasi, seperti di Jalan Bhakti, Desa Rendeng, Kecamatan Kota. Tong-tong sampah di kawasan tersebut sudah penuh sehingga sampah terpaksa dibungkus dengan plastik kresek.

Situasi serupa terjadi di TPS Rendeng dekat asrama polisi Polres Kudus, di mana sampah meluber hingga ke bahu jalan. Di sekitar GOR Djarum Kaliputu, sampah rumah tangga, seperti bungkus makanan dan minuman, juga menumpuk di lahan kosong di pinggir jalan raya.

Penumpukan ini terjadi karena sampah-sampah tersebut tidak dapat dibawa ke TPA Tanjungrejo yang ditutup sementara oleh warga setempat. Penutupan dilakukan sebagai bentuk protes atas pengelolaan sampah di TPA yang dianggap tidak optimal.

Kabid Kesehatan Masyarakat DKK Kudus, Nuryanto, menjelaskan bahwa tumpukan sampah yang dibiarkan berpotensi memunculkan berbagai masalah kesehatan. “Tumpukan sampah bisa menimbulkan banyak penyakit. Baunya yang tidak sedap dapat menyebabkan gangguan pernapasan,” jelasnya, Jumat (24/1/2025).

Selain gangguan pernapasan, sampah yang menumpuk dapat menjadi sarang lalat. Lalat ini berpotensi menyebarkan penyakit seperti diare dan tipes. “Lalat yang hinggap di makanan setelah berada di tempat sampah membawa risiko kesehatan serius bagi masyarakat,” tambah Nuryanto.

Ia juga mengingatkan bahaya lain dari sampah yang dibiarkan, terutama di musim hujan. Air hujan yang mengenai tumpukan sampah bisa membawa limbah ke sungai, mencemari air, dan menyebabkan bau tidak sedap. “Resapan air tanah bisa tercemar, dan jika masyarakat membuang sampah ke sungai, itu akan memperparah pencemaran serta menyumbat aliran air,” imbuhnya.

DKK Kudus mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan mencari alternatif penanganan sampah sementara hingga TPA kembali dibuka. Kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat diperlukan agar masalah ini tidak semakin meluas. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :