Water Visibility Detector Karya Dimas Siswa SMKN 2 Kudus, Raih National Young Inventors Award

oleh -1,099 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Dimas Arfiantino adalah siswa kelas XII jurusan Teknik Audio Video SMKN 2 Kudus, dibawah bimbingan guru dan kepala sekolahnya, Dimas  berhasil menemukan sebuah alat bernama “Water Visibility Detector”, sebuah alat yang diciptakan berfungsi mendeteksi tingkat kekeruhan kualitas air, Bila air di suatu bejana, sumur, sungai dan sebagainya memiliki tingkat kekeruhan yang tidak diinginkan oleh operatornya,  maka alat ini dapat memberikan peringatan kepada usernya melalui kedipan lampu. Alat yang ini diciptakan oleh Dimas ini berhasil meraih juara kedua National Young Inventors Award (NYIA) ke-8 Tahun 2015 yang digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dalam wawancara dengan media ini (30/8) Dimas menceritakan  dirinya menemukan alat ini terinspirasi kondisi Air di tempat tinggalnya yang seringkali  kualitas kejernihan air sumurnya tiba tiba berubah secara ekstrim, setelah hujan menimbulkan banyak persoalan air bersih yang bercampur air kotor, sehingga air  yang tadinya terlihat bersih dan layak dipergunakan sebagai keperluan domestic, karena factor alamiah berubah  menjadi keruh dan tidak lagi layak di pergunakan untuk kepentingan rumah tangga, “maka dibuat peralatan Water Visibility Detector yang mana pompa akan menghisap air yang jernih saja, dengan alat ini kita akan tahu kapan kondisi kualitas air yang akan kita gunakan”. Jelas Dimas didampingi Kepala Sekolah dan guru pembimbingnya.

Alat itu terdiri dari sensor dan perangkat. Sensor diletakannya di dalam sumur, sementara perangkatnya bisa diletakan di mana saja. Cara kerjanya, sensor akan memberikan sinyal apakah air di dalam sumur itu dalam keadaan keruh atau jernih. Sinyal yang diberikan sensor akan diteruskan ke perangkat yang terhubungan dengan mesin pompa.

“Kalau airnya jernih sensor bekerja dan air bisa mengalir. Kalau airnya keruh sensor tidak bekerja dan mesin pompa otomatis akan mati,” ucapnya.

Dimas juga meletakkan lampu indikator di perangkat, jika lampu yang menyala berwarna hijau maka sensor bekerja, namun jika lampu yang menyala berwarna merah artinya sensor mati. “Di perangkat itu sudah ada indikator berupa lampu. Jadi bisa dimatiin bisa dinyalain,” ucap siswa yang bercita-cita ingin menjadi peneliti ini.

Sebagai peneliti muda Dimas memang menyukai Karya Ilmiah karena ingin mengikuti jejak kakak kelas yang bisa sukses dalam bidang ITE.

Harapannya, alat yang dia ciptakan ini bisa diproduksi secara masal, dan untuk teman teman agar jangan takut Berinovasi karena Indonesia butuh Inovator lebih banyak ke depan. (YM/ES)

 

KOMENTAR SEDULUR ISK :