Jakarta, isknews.com – Menyajikan pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman atau dikenal dengan istilah B2SA untuk dikonsumsi masyarakat tanah air, bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata. Standar konsumsi pangan B2SA menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung terciptanya SDM berkualitas, yang dalam perwujudannya membutuhkan peran aktif dan kontribusi berbagai pihak.
Turut mendukung perwujudan standar pangan B2SA untuk SDM berkualitas, Nojorono Kudus berinisiasi menggelar Festival Cipta Menu B2SA Berbasis Pangan Lokal Ikan Kutuk di Pendopo Kudus, Senin (06/09/2023).
Ikan kutuk atau kerap dikenal sebagai ikan gabus, kaya akan nutrisi dan gizi. Tingginya nilai nutrisi serta khasiat yang terkandung dalam ikan kutuk, menjadikannya salah satu alternatif pilihan bahan baku pangan yang dapat memenuhi standar B2SA.
Dalam mendukung misi menyuarakan pentingnya olahan pangan dengan standar B2SA, Nojorono Kudus mengemas Festival Cipta Menu B2SA Berbasis Pangan Lokal Ikan Kutuk sebagai sarana edukasi standar pangan B2SA bagi masyarakat umum di Kudus.
Dikemas menarik dan menghibur, rangkaian kegiatan festival disambut antusias masyarakat. Mulai dari demo masak yang menghadirkan Master Chef Indonesia, Isman Ridhwansah, hingga kompetisi cipta menu olahan ikan kutuk.
Festival juga mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Dalam kesempatan acara, turut hadir Ketua TP. PKK Kab. Kudus, Mawar Hartopo, bersama jajaran Pakar Gizi & Pangan Dinas Kesehatan Kab. Kudus dan Fakultas Teknik Pangan Universitas Unika Soegijapranata, yang berpartisipasi sebagai juri kompetisi dalam ajang cipta menu.
T. Sugiyanto, selaku CSR Department Head PT Nojorono Tobacco International menyampaikan, festival ini hadir untuk membangkitkan kreativitas dan inovasi masyarakat Kudus dalam menyajikan menu yang menarik, dengan cita rasa dan nilai gizi yang tinggi. Kreativitas dan inovasi kuliner, diharapkan membantu mendorong perubahan paradigma konsumsi pangan masyarakat.
“Nojorono Kudus berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendukung masyarakat dan menciptakan dampak positif, salah satunya melalui inovasi dalam konsumsi pangan. Melalui kegiatan yang berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait, harapannya perwujudan misi peningkatan kualitas gizi yang didasari oleh habit konsumsi pangan B2SA akan terwujud,” tutup T. Sugiyanto. (YM/YM)