KUDUS, isknews.com – Persiapan musim tanam (MT) 1 di Kabupaten Kudus, khususnya di Kecamatan Undaan, sejauh ini tidak ada masalah. Petani yang semula keberatan dengan akan dilakukannya penggelontoran air Waduk Kedung Ombo, sudah mau menerima dan bahkan mulai menata lahan sawahnya.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus, Ir Budi Santosa, membenarkan hal itu. Dihubungi isknews.com, saat menghadiri acara pisah sambut Ketua Pengadilan Negeri (PN) Kudus, Jumat (21/8), di pendopo Kabupaten Kudus, dia mengatakan, semula petani memang keberatan den gan waktu penetapan penggelontoran air Waduk Kedung Ombo, karena lahan sawahnya masih ada tanaman palawija. Namun kemudian disepakati, penggelontoran itu menunggu setelah semua tanaman palawija dipanen. “Jadi setelah ada kesepakatan dari petani, penggelontoran air dari Waduk Kedung Ombo itu akan dilaksanakan pada 1 September 2015.”
Sebagaimana terjadi pada musim kemarau, yakni usai musim tanam II, sekitar April-Mei, aliran air Waduk Kedung Ombo yang memasok kebutuhan air irigasi tehnis untuk lahan sawah di kabupaten sekitarnya, termasuk Kabupaten Kudus, di hentikan. Selama sekitar tiga bulan itu, sungai-sungai yang menerima pasokan air dari kedung tersebut, termasuk Sungai Juana dan Sungai Wulan,melaluii Pintu Air Wilalung di Desa Babalan, Kecamatan Undaan, dengan sendirinya menjadi kering, atau setidaknya berkurang debit airnya.
Kebijakan itu bukan tanpa maksud, karena selama sungai-sungai itu tidak dialiri air, dinas atau instansi terkait, dalam hal ini Balai Besar Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Jratun Seluna, melakukan perbaikan terhadap talud atau tanggul-tanggul yang rusak, juga pintu-pintu isrigasi pengairan tehnis pengatur aliran air ke lahan-lahan sawah di sepanjang sungai-sungai tersdebut. Selain itu juga dilakukan pengerukan pada sungai-sungai yang mengalami sedimentasi (pelumpuran). Sehingga pasa saat pintu air Waduk Ombo dibuka kembali, air akan mengalir lancar. “Hal itu sudah berjalan rutin setiap tahun, dan selama tidak ada pasokan air dari Waduk Kedung Ombo, petani dianjurkan menanam palawija,” ujar Budi Santosa.
Menyinggung tentang produksi padi di Kabupaten Kudus, dari data yang dihimpun isknews.com, selama Januari hingga Juni 2015 tercatat sebanyak 126.335 ton gabah kering panen (GKG) dari target setahun sebanyak 159.190 ton GKG. Sehingga bisa dibilang sudah mencapai 79,36 persen dari target. Dan sampai akhir Desember 2015, optimis bisa mencapai target produksi beras selama setahun, karena masih banyak lahan tanaman padi yang belum dipanen
Untuk luas penggunaan lahan di Kabupaten Kudus saat ini tercatat 42.516 Ha. Penggunaan lahan terbagi menjadi lahan persawahan, lahan kering dan peruntukan lahan lainnya. Khusus untuk lahan persawahan Di Kabupaten Kudus , tercatat seluas 21.704 Ha, terdiri dari atas sawah berpengairan teknis seluas 4.203 Ha, sawah berpengairan setengah teknis 5.756 Ha, sawah berpengairan sederhana seluas 3.429 Ha, sawah tadah hujan seluas 7.698 Ha. Masih ada lahan kering di Kabupaten Kudus, seluas 18.552 Ha. (MD)