Rembang, isknews.com – Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang bersama Anggota Komisi IV DPR-RI Firman Soebagyo menggelar bimbingan teknis (Bimtek) bertajuk Akselarasi Ekspor Produk Pertanian di Pollos Hotel Rembang.
Bimtek kali ini diikuti sebanyak 80 peserta, yang terdiri dari para petani, pelaku ekonomi kreatif dan eksportir bidang pertanian. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan potensi, produksi, daya tumbuh ekspor produk pertanian, dan mendorong peningkatan perekonomian.
“Kami berharap, Bimbingan Teknis ini dapat memberikan gambaran dan edukasi kepada para peserta, baik petani maupun pelaku usaha ekonomi kreatif bidang pertanian, bahwa ada potensi dan nilai ekonomi yang besar dari sini,” ujar Kepala Balai Karantina Kelas I Semarang, Turhadi Noerachman.
Bimtek sendiri digelar sebagai salah satu upaya meningkatkan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratiek) yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian. Melihat potensi yang ada di Jawa Tengah, utamanya Kabupaten Rembang, pihaknya meyakini akan tumbuh minat para pelaku pertanian untuk melihat potensi besar ini.
“Kami berharap muncul minat untuk melihat potensi ini terlebih dahulu. Kedepan, kami Badan Karantina akan membantu dan memfasilitasi para pelaku pertanian yang ingin ekspor produk, baik produk pertanian maupun produk kreatif pertanian lainnya,” pungkasnya.
Sementara itu Anggota Komisi IV DPR-RI Firman Soebagyo mengatakan, Indonesia merupakan negeri yang kaya akan potensi, sehingga banyak komoditi yang layak untuk diekspor. Namun, pihaknya memahami bahwa masyarakat, utamanya petani masih lemah pada tahapan administrasi. Sehingga diperlukan adanya sinergitas antara para pelaku dengan Badan Karantina Pertanian.
“Bicara masalah ekspor dan impor, tentu Badan Karantina Pertanian menjadi bagian terdepan dan terakhir untuk menentukan barang layak untuk keluar atau masuk ke Indonesia. Bahkan di negara maju, Karantina menjadi perhatian serius,” kata politisi Partai Golkar tersebut.
Pihaknya berharap, dengan adanya Bimtek ini dapat memberikan edukasi kepada para petani, serta melihat potensi ekspor pertanian yang dapat meningkatkan perekonomian sehingga dapat mensejahterakan masyarakat, utamanya para petani.
“Kesempatan ini harus dimanfaatkan secara baik. Bangun komunikasi, tanyakan apa yang perlu dipersiapkan kepada pihak-pihak yang berkompeten, yang hadir dalam Bimtek ini.
Saya meyakini, jika bersungguh-sungguh, dalam beberapa tahun kedepan produk-produk pertanian dari Rembang akan banyak yang bisa diekspor ke luar negeri. Baik itu pertanian murni, maupun tanaman hias, dan lain sebagainya,” pungkasnya.(Mel)