Bupati Sam’ani Tutup Tambang Ilegal, Warga Tanjungrejo Kudus Sujud Syukur

oleh -4,824 kali dibaca
Warga Tanjungrejo menggelar sujud syukur di perempatan desa usai penutupan tambang ilegal. (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Suasana haru dan syukur menyelimuti warga Dukuh Ngablak dan Dukuh Beji, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, saat menggelar aksi sujud syukur di perempatan jalan utama desa, Jumat sore (27/6/2025).

Aksi ini menjadi bentuk terima kasih dan luapan kebahagiaan atas keputusan Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, yang menutup aktivitas tambang galian C ilegal di wilayah tersebut.

Tokoh masyarakat sekaligus koordinator aksi, Joko Prihatin, menyampaikan bahwa penutupan tambang ini merupakan kemenangan moral bagi masyarakat yang selama bertahun-tahun terdampak langsung oleh aktivitas penambangan ilegal.

Ia mengungkapkan bahwa selama lebih dari tiga tahun, ratusan truk dengan muatan belasan hingga puluhan ton melintas setiap hari melewati jalan-jalan kecil di desa mereka.

“Kami mewakili warga RT 4, RT 5, dan RT 12 Dukuh Beji dan Ngablak mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pak Bupati Sam’ani Intakoris yang telah mengambil keputusan bijak. Sudah bertahun-tahun kami hidup dalam debu, kebisingan, dan jalan rusak. Hari ini, kami merasa didengar,” ujar Joko.

Joko menjelaskan bahwa jalan desa mereka sebelumnya menjadi jalur utama keluar-masuk truk tambang dari kawasan Logong dan Klaling. Jalan selebar lima meter itu harus menanggung beban hingga 400–500 truk per hari, termasuk truk-truk 25 ton yang sangat membahayakan warga.

Ia juga menyebut bahwa warga pernah mengalami intimidasi saat mencoba menyuarakan keluhan mereka, namun tetap bersabar dan memilih jalur komunikasi ke pemerintah.

“Dulu kami sempat menerima intimidasi. Tapi sekarang Alhamdulillah, pemerintah hadir dan berpihak. Jika ke depan masih ada yang nekat beroperasi, kami akan kembali menghadap Pak Bupati. Kami masih percaya pada beliau, tapi kami juga siap melangkah lebih jauh bila diperlukan,” tambahnya.

Aksi sujud syukur digelar di titik strategis yang menjadi simpang jalur utama distribusi material tambang ilegal. Menurut Joko, lokasi tersebut dipilih karena selama ini menjadi saksi penderitaan warga, mulai dari debu, jalan licin karena penyiraman air, hingga kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi.

“Jalan ini menjadi urat nadi antara dukuh dan desa. Jalur ini dilalui truk siang malam. Sekarang tambangnya ditutup, kami minta pemerintah juga memperbaiki jalan yang sudah rusak parah ini,” katanya.

Sementara itu, sejumlah ibu-ibu warga setempat juga menyampaikan harapan dan kesyukuran mereka. Riswati (47), warga RT 4 RW 5, menceritakan pengalamannya yang pernah mengalami kecelakaan akibat jalan yang licin usai disiram air oleh truk tambang.

“Saya pernah ditabrak motor dari belakang karena harus berhenti mendadak pas ada truk besar lewat. Jalannya habis disiram, licin sekali. Banyak ibu-ibu dan anak-anak yang sering jatuh. Sekarang tambangnya ditutup, kami sangat bersyukur. Semoga tidak buka lagi dan jalan kami diperbaiki,” tuturnya.

Menanggapi aspirasi warga, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris juga mengimbau agar masyarakat turut berperan aktif dalam mengawal aktivitas pertambangan di wilayahnya.

Ia meminta warga untuk tidak ragu melapor apabila menemukan adanya aktivitas tambang galian C yang kembali beroperasi secara ilegal. “Silakan lapor lewat kanal Wadul K1 maupun K2 jika melihat aktivitas mencurigakan. Kita tidak ingin masalah ini terulang,” tegasnya.

Selain itu, Bupati juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirim surat resmi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menindaklanjuti persoalan tambang galian C di Desa Tanjungrejo secara menyeluruh. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :