Ditengah Era Digital, Buku Cetak Tetap Penting

oleh -1,037 kali dibaca
Foto: Budayawan asal Semarang Prie GGS memberikan pemaparan dalam seminar nasional bertema Membangun Budaya Literasi Melalui Transformasi Layanan Perpustakaan, di Pendopo Kabupaten Jepara, Jumat (27-4-2018). (zaki/isknews.com).

Jepara, ISKNEWS.COM – Di era digital saat ini, semua orang bisa membaca dimana saja dan kapan saja. Selama piranti seperti handphone, laptop ataupun komputer yang bisa tersambung internet, siapa saja bisa membaca. Meski demikian, untuk menyaring pengetahuan tersebut tetap membutuhkan buku cetak. Hal ini disampaikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Muhammad Syarif Bando dalam seminar nasional perpustakaan yang digelar di Pendopo Kabupaten Jepara, Jumat (27-4-2018).

Menurutnya, perpustakaan di era sekarang ini yakni perpustakaan yang menjangkau masyarakat bukan lagi masyarakat yang menjangkau perpustakaan. Oleh karena itu, kata Syarif, Perpustakaan Nasional akan selalu mendukung dan mengembangkan perpustakaan-perpustakaan di daerah untuk menularkan kepada warganya gemar membaca.

“Program gemar membaca adalah salah satu cara untuk memberantas kebodohan dan kemiskinan di Indonesia. Harapannya Kabupaten Jepara yang mendapat peringkat terbaik perpustakaan desa bisa ikut membantu memberantas tingkat kebodohan dan kemiskinan,” ujar Syarif seminar bertajuk “Membangun budaya literasi melalui transformasi layanan perpustakaan” ini.

Asisten I Sekretaris Daerah Jepara Abdul Syukur mengaku jika minat baca masyarakat Jepara saat ini masih rendah. Oleh karena itu membangun budaya literasi melalui transformasi layanan perpustakaan perlu ditingkatkan. Pihaknya juga memberikan layanan-layanan seperti mobil pintar, perpustakaan keliling dan perpustakaan-perpustakaan di tiap desa dan kelurahan.

“Kegiatan ini bisa menjadi salah satu pembelajaran bagi seluruh warga Jepara. Dengan adanya sarana teknologi informasi yang berkembang saat ini memudahkan masyarakat untuk gemar membaca,” katanya.

Syukur menambahkan, saat ini sebanyak 710 perpustakaan yang ada di Jepara yang terdiri dari berbagai perpustakaan yang ada di Jepara akan meningkatkan minat baca warga. Dengan adanya perpustakaan keliling dan perpustakaan di tiap desa memudahkan masyarakat serta generasi muda untuk menyempatkan diri membaca dan gemar.

Sementara itu, Budayawan asal Semarang Prie GS mengungkapkan sebelum memahami suatu buku yang akan dibaca literasi terbaik dan yang paling utama adalah memahami diri sendiri terlebih dahulu. “Untuk menanamkan gemar membaca kepada seluruh masyarakat, sesorang harus tau apa yang diinginkannya,” ujarnya. (ZA/WH)

KOMENTAR SEDULUR ISK :