Dua Kawasan Wisata Religi di Kudus Diminta Lebih Disiplin Pada PPKM Jilid 2

oleh -2,199 kali dibaca
Plt Bupati Kudus HM Hartopo, usai Rakor dengan Dishub, Disbudpar serta komunitas ojek, PKL dan juga pemdes Colo serta juru kunci makam Sunan Muria membahas PPKM tahap kedua diwilayah tersebut (Foto: YM).

Kudus, isknews.com – Banyaknya sejumlah bus wisata dan peziarah dari luar kota yang masih terpantau keluar masuk kawasan Colo, pada PPKM tahap pertama serta diperkeruh dengan semrawutnya area parker akibat ditutupnya terminal Colo, Dawe, Kudus.

Hari ini bertempat diruang Pringgitan, Plt Bupati Kudus HM Hartopo, mengundang Dishub, Disbudpar serta komunitas ojek, PKL dan juga pemdes Colo serta juru kunci makam Sunan Muria untuk membahas PPKM tahap kedua diwilayah tersebut.

Menurut Hartopo, hal ini menindaklanjuti kondisi wilayah Colo yang ternyata dalam PPKM tahap pertama masih dianggap belum tertib.

“Rakor ini adalah upaya kami agar dalam PPKM tahap kedua ini benar – benar dilaksanakan untuk penutupan tempat wisata di Kudus termasuk lokasi wisata religi,” kata Hartopo kepada wartawan yang menemuinya, Senin (25/01/2021).

Ditegaskan oleh Hartopo, terkait masih adanya bus – bus peziarah di Colo pihaknya dari awal sudah meminta kepada Dishub agar menghalau bus – bus peziarah dari luar kota tersebut  selama PPKM berlangsung.  Dia juga menyesalkan parkir liar bus – bus peziarah tersebut karena memang terminal Colo ditutup.

Untuk itu dalam rakor tersebut dia meminta bagaimana agar lokasi tersebut menjadi baik dan tertib dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Padahal lanjut Hartopo, dalam PPKM tahap pertama mulai tanggal 11 – 25 Januari 2021 pihaknya sudah membuat surat edaran Bupati menindaklanjuti dari surat edaran Gubernur Jawa Tengah terkait penutupan tempat – tempat yang menjadi potensi adanya kerumunan.  Dan salah  satunya adalah seluruh lokasi wisata harus ditutup.

“Namun fakta dilapangan kata Hartopo, hal itu masih ada yang tidak mengindahkan meski pihak Forkopimcam sudah melakukan kegiatan Operasi Yustisi secara berkala,” tambahnya.

Nampaknya Operasi  Yustisi yang dilakukan diwilayah Dawe kurang greget. Pasalnya, masih ada sejumlah bus peziarah luar kota yang masuk di Colo.

“Pada rapat koordinasi ini  juga sudah membagi tugas untuk para satgas sesuai dengan tupoksi dan wilayah masing – masing. Karena satgas tersebut diambilkan dari perwakilan ojek, PKL, Disbudpar serta dari makam Sunan Muria,” terangnya.

Untuk itu dia berharap agar satgas ini dapat berjalan sesuai dengan kewilayahan untuk PPKM tahap kedua yang berlangsung dari tanggal 26 Januari – 8 Pebruari 2021. Dia juga meminta agar masing – masing perwakilan ini dapat  menjalankan komitmennya dalam pelaksanaan prokes.

Diakuinya, dalam PPKM tahap pertama memang ada komunikasi yang kurang baik antar komunitas di Colo. Usai rapat dia meminta agar komunikasi berjalan baik antar komunitas di Colo ini.

Rencananya kata Hartopo, pihaknya juga akan mengundang pihak Makam Sunan Kudus terkait pelaksanaan prokes serta masa PPKM tahap kedua ini. Pihaknya juga sudah menutup terminal Bakalan Krapyak. Bahkan dirinya juga menegaskan kepada Dishub agar tegas dalam melakukan penertiban kendaraan luar kota yang parkir liar disekitar Makam Sunan Kudus.

Sebetulnya lanjut Hartopo, untuk di makam Sunan Kudus yang berhak menutup selama PPKM adalah pihak yayasan bukan pemkab.

“Tapi bila memang pihak yayasan makam Sunan Kudus tidak mampu menutup, maka pihaknya akan mengambil tindakan untuk menutup makam Sunan Kudus selama PPKM ini,” tandasnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.