Kudus, isknews.com – Asosiasi Angkutan Sepeda Motor Muria (AASMM) yang dipimpin oleh Ali Sya’roni baru saja melelang keanggotaan baru ojek trayek Colo yang berada di kawasan wisata Gunung Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Rabu (22/2) malam kemarin.
Menurut Ali Sya’roni, lelang keanggotaan baru ojek sepeda motor yang biasa menjadi kendaraan pengantar bagi para peziarah yang akan menuju lokasi makam Sunan Muria dari pangkalan Terminal Colo itu diikuti oleh sebanyak 8 peserta lelang.
“Lelang berlangsung tadi malam yang dilaksanakan di kediaman saya, dilaksanakan dengan secara tertutup dan diikuti oleh sebanyak 8 peserta lelang. Nilai penawaran setiap peserta dituliskan dalam kertas yang dilinting, lalu setelah itu kita buka bersama-sama,” ujar Sya’roni (23/02/2023).
Diterangkannya, limit penawaran dibuka dari angka sebesar Rp 150.000.000. Kemudian muncul angka penawaran yang tertinggi yakni Rp 277.500.000 oleh seorang pemuda warga Dukuh Panggang Colo.
Saat disinggung latar belakang pelelangan keanggotaan ojek Colo yang disebutnya bernomor anggota 69 tersebut, Sya’roni menjelaskan bahwa pemilik kartu anggota sebelumnya mengalami sakit dan kartu keanggotaannya sempat diberikan kepada ibunya yang kini juga telah beranjak tua, sehingga praktis kartu keanggotaan itu tak terpakai.
“Sementara pihak suami juga sudah memiliki kartu keanggotaan Ojek Colo sendiri, sehingga kartu keanggotaan tersebut pasif karena tak ada penggunanya lagi, sehingga dari pihak keluarga memutuskan untuk dilelang saja, ” terangnya.
Disebutnya, kartu keanggotaan yang dilelang ini merupakan kartu lama dengan keanggotaan kategori awal yakni terdaftar pada tahun 1985.
“Mungkin bagi beberapa orang nilai harga penawaran ojek trayek Colo sebesar hingga ratusan juta itu dinilai mahal, tapi bagi kami itu hal wajar, karena melihat potensi dan memiliki nilai investasi yang bagus. Sebab harga nilai keanggotaan itu terus naik tiap tahunnya. Apalagi ojek motor merupakan moda transportasi paling ideal untuk menembus jalan akses menuju lokasi Makam Sunan Muria,” tutur dia.
Dijelaskannya, angka lelang trayek ojek Colo yang melewati angka lebih dari Rp 200 Juta telah berlangsung tiga kali yakni pada tahun 2020 sebesar Rp 226 juta dan tahun sebelumnya sebesar Rp 205 Juta.
Terpisah, Masrukin (37) seorang peziarah warga Pekalongan yang berziarah ke Makam Sunan Muria Colo mengaku dirinya membayar tarif ojek dari pangkalan ojek yang berada tak jauh dari Terminal Colo menuju ke Makam dan Masjid Sunan Muria membayar sebesar Rp 20.000 sekali jalan.
“Begitupun dengan saat turun kembali ke lokasi bus kami di Terminal Colo kami membayar dengan tarif yang sama yakni Rp 200 ribu,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan Kudus, Putut Sri Kuncoro saat dihubungi media ini selaku pembina semua mode transportasi di Kudus mengaku belum mendengar tentang hal tersebut bahkan dirinya juga takjub mendengar angka lelang yang ternyata bernilai tinggi.
“Kapasitas kami adalah hanya sebagai pihak yang melakukan pembinaan terkait ketaatan dan ketertiban di jalan bagi para pengemudi ojek. Sementara untuk urusan rumah tangga mereka mungkin ada di organisasi atau paguyuban. Setahu saya mereka juga sudah menjadi anggota serikat pekerja transportasi dibawah SPSI Kudus,” tutur Putut. (YM/YM)