Kudus, isknews.com – Pada debat terbuka kedua Pilkada Kudus 2024 yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rabu (13/11/2024) malam, pasangan calon nomor urut 1, Sam’ani-Bellinda, memperkenalkan sejumlah gagasan terkait moderasi beragama dan pencegahan radikalisme di Kabupaten Kudus.
Bellinda, sebagai calon wakil bupati, menekankan pentingnya isu-isu ini bagi keharmonisan sosial dan keamanan masyarakat Kudus yang beragam.
Dalam paparan Bellinda, upaya pencegahan radikalisme harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pendidikan hingga partisipasi masyarakat. Menurutnya, pendidikan yang mengutamakan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan nasionalisme sejak usia dini akan membentuk generasi muda yang memiliki sikap inklusif dan menghindari ajaran kekerasan.
“Kami ingin mendorong pendidikan yang tidak hanya menitikberatkan pada aspek akademis, tetapi juga membentuk karakter generasi yang peduli dan terbuka,” ujarnya.
Selain pendidikan, Bellinda menekankan pentingnya pengawasan terhadap potensi radikalisasi di komunitas lokal, khususnya di kalangan pemuda. Ia menyarankan adanya kolaborasi antara pihak keamanan, tokoh agama, dan masyarakat dalam mendeteksi tanda-tanda awal radikalisasi.
“Kita perlu bekerja sama mengenali dan mencegah bibit-bibit radikalisme sebelum berkembang,” kata Bellinda.
Bellinda juga menyoroti pentingnya dialog antaragama sebagai upaya memperkuat hubungan antarumat beragama di Kudus. Ia mengatakan bahwa Kabupaten Kudus memiliki tradisi kuat dalam menjaga kerukunan antara berbagai kelompok agama. Dialog ini, menurut Bellinda, bisa menjadi wadah untuk mempererat persaudaraan dan menyelesaikan potensi konflik secara damai.
Dalam kesempatan itu, Bellinda mengusulkan agar dialog antaragama digelar lebih sering, baik secara formal maupun informal. Ia yakin dialog ini akan mendorong suasana toleransi dan saling pengertian di tengah masyarakat yang majemuk.
“Kami ingin mengoptimalkan pendekatan dialog untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua warga Kudus,” tambahnya.
Sementara itu, pengamat politik Yanuar Wijanarko menyampaikan pandangannya bahwa gagasan yang diajukan Bellinda cukup visioner dan relevan dengan situasi saat ini. Menurutnya, meski masih muda, Bellinda mampu menunjukkan pemahaman mendalam dan solusi konkret terkait isu toleransi dan radikalisme yang krusial bagi masyarakat Kudus.
“Bellinda menawarkan ide-ide yang matang dan berwawasan luas untuk menghadapi tantangan sosial di masyarakat,” ujar Yanuar.
Yanuar juga menilai bahwa kemampuan Bellinda dalam menyampaikan gagasan dengan jelas dan terstruktur menunjukkan kualitas kepemimpinan yang baik. Ia menyebut bahwa program-program seperti pencegahan radikalisme dan moderasi beragama sangat dibutuhkan untuk menjaga keamanan dan kerukunan di Kudus.
“Isu-isu ini penting untuk menghadapi dinamika sosial dan menjaga kedamaian,” kata Yanuar.
Di sisi lain, Bellinda mengungkapkan bahwa upaya pencegahan radikalisme harus didukung oleh kebijakan yang inklusif. Ia menambahkan bahwa pendekatan ini bisa dilakukan dengan mengajak berbagai elemen masyarakat, seperti tokoh agama, pemuda, dan FKUB, untuk terlibat aktif dalam menciptakan suasana toleransi.
“Sinergi antarstakeholder adalah kunci untuk menciptakan Kudus yang harmonis,” tegas Bellinda.
Bellinda juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan positif di masyarakat, seperti pendidikan toleransi dan program antiradikalisme. Menurutnya, pemerintah bisa berperan sebagai penghubung antara kelompok-kelompok masyarakat untuk bersama-sama menjaga keutuhan dan persatuan.
“Kami akan memastikan pemerintah hadir untuk mendukung kegiatan yang mempererat persaudaraan,” kata Bellinda.
Lebih lanjut, Bellinda menyoroti pentingnya pendidikan karakter dalam mencegah radikalisme. Ia mengungkapkan bahwa pendidikan karakter dapat membantu individu untuk mengembangkan empati, kepedulian terhadap orang lain, dan sikap terbuka terhadap perbedaan.
“Dengan pendidikan karakter, individu akan lebih sulit terpengaruh oleh ajaran kekerasan,” katanya.
Sebagai calon pemimpin muda, Bellinda berharap gagasan yang ia sampaikan dalam debat ini dapat menjadi langkah awal dalam membangun Kudus yang inklusif dan aman bagi semua. Ia mengajak masyarakat Kudus untuk mendukung program-program moderasi beragama dan pencegahan radikalisme. “Kami ingin Kudus menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan keharmonisan,” ujarnya.
Bellinda mengakhiri pernyataannya dengan optimisme bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan tokoh agama akan menjadi fondasi kuat untuk mencapai Kudus yang aman, damai, dan toleran. Ia menekankan bahwa setiap langkah menuju moderasi beragama dan pencegahan radikalisme adalah investasi bagi masa depan Kudus yang lebih baik. (YM/YM)