HUT ke-23 Partai Demokrat Kudus Dirayakan dengan Khidmat, Fokus pada Persiapan Pilkada

oleh -637 kali dibaca
Ketua DPC Partai demokrat Kudus Mardijanto didampingi Sekretaris Adrian Fernando saat memotong tumpeng disaksikan calon wakil bupati Mawahib saat peringatan HUT partai ke 23 di sekretariat partai Demokrat Kudus , Minggu (09/08/2024) (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kudus menggelar tasyakuran sederhana untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Demokrat yang jatuh pada tanggal 9 September. Acara tersebut berlangsung di kantor sekretariat DPC dan diisi dengan doa bersama serta potong tumpeng.

Ketua DPC Partai Demokrat Kudus, Mardijanto, memimpin acara tersebut, didampingi Sekretaris Andrian Fernando dan anggota DPR, Chaidar. Dalam sambutannya, Mardijanto menekankan kesiapan partai untuk mendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati, Hartopo-Wahib, pada Pilkada Kudus 2024.

Mardijanto menjelaskan alasan tasyakuran dilakukan lebih awal, yaitu karena dalam adat Jawa, hari setelah ashar sudah termasuk tanggal 9 September. Ia menegaskan bahwa Partai Demokrat telah siap untuk memenangkan Pilkada dengan dukungan dari seluruh struktur partai.

“Sosialisasi di tingkat ranting dan jaringan sudah siap. Target kami adalah kemenangan, meski tidak menyebutkan angka pasti. Kami akan berjuang dengan komando para wakil rakyat di dapil masing-masing,” ujar Mardijanto.

Selain Mardijanto, Mawahib, bakal calon wakil bupati dari Partai Demokrat, juga hadir memberikan arahan kepada para kader. Mawahib mengungkapkan optimisme tim pemenangan yang semakin solid setiap hari.

Menurut Mawahib, soliditas partai Koalisi Indonesia Maju, meski dengan keterbatasan, menunjukkan semangat pesta demokrasi yang diiringi dengan sikap religius dan keterbukaan kepada semua elemen masyarakat.

Mawahib menyebut bahwa tujuan utama dari perjuangan politik ini adalah kemaslahatan masyarakat, sesuai dengan slogan “Kudus Maju dan Berkah”. Dia juga menyoroti pentingnya merangkul semua elemen masyarakat dalam proses ini.

Mengenai program Honorarium Kesejahteraan Guru Swasta (HKGS), Mawahib menyatakan bahwa ini adalah kelanjutan dari program sebelumnya yang digagas oleh Tamzil dan Hartopo. Program ini sebelumnya dikenal dengan nama Tunjangan Kesejahteraan Guru Swasta (TKGS).

Mawahib menegaskan bahwa meskipun kebijakan Hartopo tidak populer selama pandemi COVID-19, dampak positifnya terasa dalam penanganan COVID-19 di Kudus, yang menjadi salah satu percontohan terbaik di Indonesia.

Dia juga menambahkan bahwa sebagai representasi religius dari kalangan santri, dirinya dan rekan-rekan santri terlibat dalam pembuatan perda terkait program HKGS. Program ini akan terus berjalan sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) lima tahun. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.