Kudus, isknews.com – Mengevaluasi akar kemacetan yang seringkali timbul di seputaran depqan SPBU Tanggulangin sesudah Jembatan Kolonel Sunandar Tiga, dari arah Demak. Bupati Kudus HM Tamzil menilai keberadaan median jalan yang membagi dua jalur dari arah barat ke timur itu menjadi salah satu penyebab ketersendatan arus kendaraan.
Menyaksikan kondisi tersebut, Bupati Kudus HM Tamzil dalam sidak yang dilakukannya siang tadi meminta kepada pelaksana pembangunan Jembatan Tanggulangin untuk membongkar keberadaan median pembatas jalan yang ada di depan SPBU Tanggulangin.
“Ini perlu ketegasan mengingat jembatan baru seharusnya tidak membuat kemacetan baru, dan pembongkaran wajib dlaksanakan sore ini, pokoknya sore ini juga harus di bongkar,” katanya tanpa basa – basi kepada sejumlah staf pelaksana pembangunan Jembatan tanggulangin, Senin (27/05/2019).
Mengingat kemacetan kian hari kian menumpuk. Seiring dengan bertambahnya jumlah volume kendaraan yang melewati jembatan tersebut.
Pembatas jalan di depan SPBU Tanggulangin dirasa menjadi penyebab utama kemacetan serta penumpukan kendaraan. Pasalnya, jika tetap ada pembatas, lebar jalan untuk menampung volume kendaraan dari arah jembatan sangat berkurang.
“Jika tidak ada kendaraan dari atas bisa ambil kiri langsung, ada pembatas jadi menghalangi, ini aturan yang ngawur ” ucapnya dengan nada kesal.
Belum lagi jika ada kendaraan yang hendak menuju SPBU dari arah Kota, penyetopan harus dilakukan sementara oleh petugas mengingat akses jalan masuk dari arah kota harus menyilang dan memotong arus dari arah jembatan.
Karena itulah Tamzil segera menginstruksikan pembongkaran pembatas jalan segera dilaksanakan sore nanti. Dengan tujuan arus menjadi lebih lancar lagi. Karena sistemnya akan seperti semula. Yakni dua lajur. Satu menuju kota tanpa traffic light, satu lagi menuju jalan lingkar dengan traffic light.
“Saya yakin sangat jauh berkurang kemacetannya,” tandas Tamzil.
Sementara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Underpass Karang Sawah Jembatan Kolonel Sunandar Tiga Aliq Mustaqim menyatakan, pembuatan pembatas jalan sepanjang 80 meter awalnya ditujukan untuk akses lokal. Seperti SPBU, Pesantren, serta perusahaan swasta.
Rapat koordinasi dengan pihak terkait keputusan tersebut juga telah dilakukan. Aliq menuturkan, rapat telah digelar hingga tiga kali dengan agenda ketersediaan akses lokal. Yang pada akhirnya diputuskan untuk diberi akses lokal.
“Hingga akhirnya kami mengorbankan satu lajur dan merekayasa lampu APILL supaya ada manufer masuk akses lokal,” ucapnya.
Evaluasi segera dilaksanakan. Rapat koordinasi juga segera dilakukan terkait hal ini. Rapat akan melibatkan semua pihak seperti perwakilan masyarakat, pihak SPBU, serta perwakilan PT Pura yang berada di bawah konstruksi jembatan.
“Kami akan secepatntya evaluasi ini pada intinya kami merespon instruksi pak bupati, karena kami juga tidak ingin ketersendatan itu terjadi, betul masak dengan adanya jembatan yang lebih luas malah terjadi ketersendan,” lanjutnya. (YM/YM)