Kadistanpangan Kudus: Gerakan Subuh Berjamaah Sebelum Ke Sawah Untuk Percepat Swasembada Pangan

oleh -1,434 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Catur Sulistiyanto S.Sos, MM, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Kudus pada Rakor Upsus Pajale dan Sergap yang digelar di Sore kemarin di lantai IV ruang pertemuan Setda Kudus, menyampaikan, Tugas berat negara memenuhi kebutuhan pangan sehingga diperlukan upaya pembenahan infrastruktur untuk menggenjot swasembada pangan.

“Disisi lain faktor iklim dan non teknis sangat berpengaruh terhadap swasembada pangan, selain faktor pendamping petani yaitu penyuluh dan Babinsa”, katanya saat menjadi pembicara pada Rakor tersebut, Rabu, (12/4/17).

Rapat koordinasi yang digelar bersama, Distanpangan, Bulog dan TNI ini, mengulas peran dan fungsi ketiga elemen Negara tersebut terhadap stabilitas pangan di Kudus, “Tidak ada tugas penyuluh pertanian yang diambil oleh Babinsa tetapi hal itu adalah sinergitas antara pendamping dan penyuluh pertanian dengan komitmen memberikan solusi pada petani kita sehingga petani semakin bersemangat mewujudkan swasembada pangan,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Catur menjelaskan mengenai program yang di gagasnya, terkait peningkatan mutu pertanian dengan program, Gerakan petani salat subuh berjamaah sebelum ke sawah dan semoga apa yang menjadi harapan kita semua yaitu swasembada pangan dapat terwujud. “Usai melaksanakan salat berjamaah, dilanjutkan dengan rembug tani guna mendengarkan permasalahan yang dihadapi para petani. Sehingga bisa dicarikan solusi sesuai dengan regulasi yang ada,” katanya.

Gerakan subuh berjamaah ini juga sekaligus mengajak petani untuk mempercepat MT (musim tanam 2) ,” ungkap Catur Sulistiyanto.

Hal ini, lanjutnya, untuk menindaklanjuti hasil rapat koordinasi UPSUS Pajale dan Sergab dengan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI dan Bulog Divre Jateng di Solo pada Rabu (05/04) kemarin. Dalam review acara tersebut, Kabupaten Kudus ditargetkan LTT ( luas tambah tanam) padi 31.500 hektar dalam satu tahun. Namun pada MT1 dan awal MT2 baru tercapai 18.726 hektar. Sehingga terdapat kekurangan 12.774 hektar.

Berdasarkan datanya tahun sebelumnya, pada MT3 jumlah LTT Padi menurun drastis karena mayoritas petani alih tanam ke kmooditi hortikultura, “ Misalnya Jagung, semangka, cabai dan sejenisnya. Karena memang faktor cuaca yang kering. Jadi mereka tanam komoditas yang tidak membutuhkan banyak air ,” tambahnya.(YM)

 

 

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.