Kudus, isknews.com – Festival Karnaval Budaya dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-475 Kabupaten Kudus berlangsung meriah. Ribuan penonton berjubal di seputaran alun-alun Simpang Tujuh Kudus untuk menyaksikan jalannya karbnaval spektakuler yang sudah menjadi agenda tahunan kala Kudus memperingati hari jadinya.
Sebanyak 27 kontingen dari berbagai elemen masyarakat, termasuk sekolah, kecamatan, perusahaan, komunitas, dan kelompok kesenian, turut berpartisipasi dalam acara ini, menampilkan kekayaan budaya dan kreativitas lokal, Sabtu (21/09/2024).
Karnaval ini dibuka dengan megah oleh penampilan Marching Band dari SMK Wisuda Karya Kudus yang langsung tampil memukau di depan panggung kehormatan. Suara alat musik yang menggema dan formasi yang rapi memberikan kesan spektakuler bagi para tamu undangan dan ribuan penonton yang hadir.
Peserta karnaval yang terdaftar terdiri dari 10 sekolah setara SMP, 9 kecamatan se-Kabupaten Kudus, dan 8 komunitas atau umum, turut serta menampilkan performa terbaik mereka. Mereka bergerak mulai dari Jalan Dr. Ramelan Demaan, Kecamatan Kota, dan berlanjut menggelar perform di alun-alun simpang tujuh, sebelum berakhir di SMP 3 Kudus.
Beberapa penampilan menarik menghiasi jalannya festival, seperti teater “Barongan Ndas Papat” dari Komunitas Seni Samar dan tarian oleh Paguyuban Pelestari Budaya Nusantara yang mengenakan pakaian adat Kudus, berhasil memukau ribuan penonton.
Berbagai sekolah turut menampilkan tradisi budaya khas Kudus. Kesenian barongan dari SMPN 1 Kudus, tradisi rewang manten dari SMPN 5 Kudus, dan pertunjukan Gadis Kretek oleh SMPN 3 Kudus menjadi salah satu daya tarik yang membangkitkan antusiasme penonton.
Kirab jenang tebokan dari Desa Kaliputu, tari jaran upet dari Desa Karangampel, serta pertunjukan Padhang Pasuryan Sendang Widodari dari Kecamatan Gebog juga menghiasi jalannya karnaval, memperlihatkan keanekaragaman budaya dari seluruh penjuru Kabupaten Kudus.
Acara ini ditutup dengan penampilan dari Bela Makeup dan Dina Collection, Kelompok Senam Bakra, serta Komunitas Seni Barongan Kudus. Penutupan yang penuh warna tersebut memberikan kesan mendalam kepada para peserta dan penonton.
Sebanyak 10 sekolah dan sembilan kecamatan ikut berpartisipasi dalam festival ini, menampilkan berbagai karya seni budaya khas Kabupaten Kudus. MKKS SMK Kudus menampilkan busana adat Kudus dengan sentuhan asimilasi budaya empat negeri.
Sementara itu, SMPN 1 Dawe menampilkan pertunjukan tentang nikmatnya kopi Muria, dan SMPN 4 Kudus mempersembahkan tradisi Tebokan, yang menjadi bagian dari warisan budaya lokal.
Selain partisipasi dari kalangan pendidikan, beberapa desa dan kecamatan di Kudus juga menampilkan budaya dan tradisi lokal mereka. Kirab jenang tebokan dari Desa Kaliputu yang mewakili Kecamatan Kota, tari jaran upet dari Desa Karangampel Kecamatan, serta tarian Caping Kalo dari Desa Gulang Kecamatan Mejobo menjadi sorotan utama dalam festival ini.
Desa Ngembal Kulon Kecamatan Jati turut menampilkan tradisi Saparan, sementara Desa Kandangmas dan Kuwukan dari Kecamatan Dawe mempersembahkan budaya Sewu Kupat dan seni barongan. Tidak ketinggalan, Desa Kutuk dari Kecamatan Undaan menampilkan tradisi budaya lempongan, dan Desa Menawan, Kecamatan Gebog dengan seni kontemporernya, memperkaya keberagaman budaya dalam karnaval ini.
Perusahaan-perusahaan besar seperti PT Pura Barutama, PT Sukun Wartono Indonesia, serta komunitas lainnya seperti Liongs Tim Karnival dan Srikandi Community Kudus turut memeriahkan acara dengan berbagai penampilan kreatif.
Penampilan dari Karangtaruna Jekulo dengan konsep bumi purba Pati Ayam, serta tarian caping kalo yang ditampilkan oleh Desa Gulang menambah keragaman seni dalam festival kali ini. Kreativitas yang ditampilkan oleh berbagai kontingen menunjukkan identitas dan kekayaan budaya Kudus.
Sekretaris Daerah Kudus, Revlisianto Subekti, dalam pidato sambutannya menyampaikan bahwa festival ini merupakan bukti cinta masyarakat terhadap budaya dan identitas Kudus.
“Keterlibatan berbagai elemen masyarakat, dari sekolah hingga komunitas seni, menunjukkan betapa pentingnya melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Kudus,” ujarnya.
Revlisianto menegaskan bahwa festival karnaval budaya ini bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan Kota Kretek ke dunia luar. “Kudus tidak hanya dikenal sebagai Kota Industri dan Religi, tetapi juga memiliki potensi besar di bidang seni dan budaya,” jelasnya.
“Masing-masing peserta mengangkat tema yang berbeda, mengangkat local wisdom (kearifan lokal) di setiap kecamatannya, demikian juga bagi sekolah. Dengan ini, kita dapat menikmati tradisi budaya yang ada di seluruh Kabupaten Kudus,” tambah Revlisianto.
Pertunjukan seni, tarian, dan pameran kreatif yang ditampilkan dalam festival ini menjadi simbol kekayaan tradisi yang dimiliki Kudus.
“Festival ini adalah langkah awal untuk mengangkat budaya Kudus ke panggung nasional. Kudus memiliki potensi seni dan budaya yang luar biasa, dan kami berharap festival ini dapat menjadi inspirasi serta membawa keberkahan bagi seluruh warga Kudus,” pungkasnya.
Usai karnaval, diumumkan para pemenang peserta karnaval terbaik. SMPN 1 Kudus meraih juara ketiga, SMPN 1 Dawe berhasil menempati urutan kedua, sementara SMPN 5 Kudus menjadi juara pertama dengan total skor tertinggi dari segi keindahan, kerapian, kesesuaian tema, dan keestetikaan. (YM/YM)