Kudus, isknews.com – Kolaborasi antara Indonesia dan Denmark kembali diaktifkan, kali ini dengan fokus pengelolaan sampah dan penerapan ekonomi sirkular di Kabupaten Kudus. Program ini diinisiasi oleh Kedutaan Besar Denmark dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan tujuan mendukung pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan sampah secara berkelanjutan, sekaligus memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (5/11/2024) ini merupakan bagian dari rangkaian kerja sama yang telah dilaksanakan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Bogor, dan akan berlanjut ke enam daerah lain, seperti Cilacap, Banda Aceh, Malang, dan Banyumas.
Abdul Halil, Kepala Dinas PKPLH Kudus, menilai program ini memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan solusi berbasis ekonomi untuk masalah sampah. “Melalui kerja sama ini, kami berharap sampah bukan lagi dilihat sebagai beban, melainkan sebagai sumber potensi ekonomi. Pengelolaan sampah yang berkelanjutan ini tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan, tetapi juga memperkuat perekonomian daerah,” jelasnya.
Ia menambahkan, peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah menjadi salah satu target utama dari program ini. Di Kudus, penerapan ekonomi sirkular diharapkan bisa menjadi model yang menginspirasi daerah lain.
Dari pihak Denmark, Dody Iswandi M selaku penasihat lingkungan Kedutaan Besar Denmark, menyampaikan bahwa komitmen Denmark dalam mendukung pengelolaan sampah di Indonesia bertujuan untuk mendorong transformasi di level kota. Duta Besar Denmark yang hadir dalam kegiatan ini menyatakan, “Masalah sampah harus ditangani dengan kolaborasi lintas sektor. Melalui ekonomi sirkular, sampah bisa diubah menjadi peluang ekonomi yang mendukung keberlanjutan.”
Selain itu, acara ini juga menghadirkan sesi workshop dan diskusi yang mengedepankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam mempercepat transformasi pengelolaan sampah di Kudus. Teknologi modern diyakini dapat membantu pemerintah dan masyarakat untuk mengelola sampah dengan lebih efisien dan bernilai ekonomis.
Dengan pendekatan ini, diharapkan hasil dari kerja sama Indonesia-Denmark tidak hanya berdampak pada penurunan jumlah sampah, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal. (AS/YM)