Menyerang Dari Mulai Pembuatan Bibit Padi Hama Tikus Mengganas di Desa Gondoarum

oleh -998 kali dibaca

KUDUS, isknews.com – Petani di Desa Gondoarum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, dibuat resah dengan serangan hama tikus yang mengganas. Pasalnya, hama penggerek itu tidak hanya menyerang padi pada saat berbuah, namun sudah mulai melahap bibit padi yang sedang ditanam di lahan sawah. Hal itu berakibat sebagian dari petani terancam gagal panen.
Kepala Desa Gondoarum, Ruslan, yang dihubungi isknews.com, di ruang kerjanya, Selasa (19/1), membenarkan hal itu. Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan oleh petani, untuk mencegah serangan hama tikus itu, antara lain dengan memasang pagar plastik dan kabel listrik. Namun sejauh ini upaya itu hasilnya masih belum seperti yang diharapkan. “Akibat dari serangan hama tikus itu, kalau desa-desa lain sudah panen raya, di Gondoarum yang panen baru sebagian, di beberapa tempat, tidak bersamaan”
Di desa yang letaknya di ujung timur Kabupaten Kudus itu, menurut data yang ada, luas kahan produktif mencapai sekitar 400 hektar. Dari lahan seluas itu, yang paling banyak didominasi tanaman tebu, seluas 200 hektar, tanaman padi 150 hektar, sisanya yang 50 hektar berupa lahan tidur atau belum tergarap.
Ruslan selanjutnya mengungkapkan, sealain hama tikus, permasalahan yang dihadapi petani di Gondoarum, adalah ketersedian air irigasi pada awal musim tanam. Hal itu karena suplai air dari Waduk Kedung Ombo sudah dikurangi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air, petani mengandalkan saluran dengan sistem pompanisasi. Namun karena debit debit air yang terbatas, tidak semua petani bisa terpenuhi kebutuhannya.
Itu adalah permasalan yang dihadapi pada awal tanam. Sedangkan permasalahan menjelang panen, bahkan pada saat tanaman padi mulai meninggi, air dari rawa-rawa yang ada disekitar lahan sawah, sering meluap akibat turunya hujan, mengakibakan tanaman padi terbenam, sehingga menjadi puso dan gagal panen.
“Karena banyaknya permasalahan yang menimpa petani itu, sektor pertanian di Gondoarum tidak bisa diandalkan. Kalau tidak ada pabrik, entah warga desa akan bekerja sebagai apa,” ujar Kepala Des Gondoarum itu. (DM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :