Pati, ISKNEWS.COM – Menjadi sebuah keharusan bagi sekolah untuk melakukan simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Hal itu tidak bisa ditawar lagi, meski ada sebagian sekolah yang belum didukung dengan sarana dan prasarananya.
Seperti halnya di MA NU Luthful Ulum Pasucen, yang harus melakukan UNBK, Rabu (07-02-2018). Pasalnya, sekolah tersebut masih belum memiliki fasilitas komputer, sehingga siswa harus menggunakan laptop seadanya.
Keterbatasan Sarana dan Prasarana (Sarpras), menurut Kepala Sekolah MA NU Luthful Ulum, Sabar, masih menjadi kendala untuk melangsungkan UNBK. Sebab, sekolah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membeli kelengkapan UNBK.
“Kondisinya sangat terbatas, jadi kami mengumpulkan laptop milik sekolah dan sejumlah guru untuk melakukan simulasi UNBK ini,” ujarnya.
Meski pelaksanaan UNBK dinilai lebih efektif dibanding sebelumnya, namun bagi sekolah swasta yang masih berkembang sangatlah memberatkan. Mengingat, kelengkapan UNBK harus disediakan pihak sekolahan. Padahal untuk pengadaan server, sekolah harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp 15 juta.
“Belum lagi pembelian komputer untuk UNBK, tentunya akan lebih mahal lagi. Kami sendiri belum mampu mencukupi itu semua,” keluhnya.
Sabar berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk mencukupi kebutuhan UNBK tersebut. Sehingga, para siswa bisa mengerjakan UNBK secara maksimal. (IN/AM)