Kudus, isknews.com – Gara-gara ucapan “Bojomu enak ora rasane?” oleh seorang anak jalanan (anjal) kepada seorang pria kawan mereka yang juga sesama anjal, lalu terjadilah penganiayaan dan pengeroyokan terhadap korban Muhammad Manpalufi warga Desa Tembang Jambi, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan. Akibatnya korban Manpalufi pun tewas dan mayatnya ditinggalkan oleh para pelaku pengeroyokan yang juga dikenal masyarakat dengan sebutan anak-anak punk.
Sepekan kemudian jenazah korban ditemukan oleh warga disebuah lahan kosong di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo pada jumat (11/6) lalu. Atas penemuan mayat tersebut, Kepolisian Resor Kudus, akhirnya berhasil menahan dua orang yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap anak jalanan. Ogik Sugiarto alias OS (23) dan dan Tri Setiyono (20) di sebuah rumah kosong di Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak pada Jumat (18/6/2021) malam.
Dalam gelar perkara yang dilakukan di Mapolres Kudus, Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma di Kudus, mengatakan pihaknya telah menangkap OS dan TS dengan sangkaan secara bersama-sama telah menghilangkan nyawa pria Anjal atau yang dikenal masyarakat sebagai “anak punk” yang ditemukan tewas dalam kondisi membusuk di sebuah pekarangan di Desa Jepang.
“Kedua tersangka merupakan teman korban sendiri, dimana keseharian korban dan pelaku merupakan anak jalanan yang sering berkumpul dan mengamen. Mereka minum-minuman keras, kemudian mengeluarkan kata-kata yang kurang pas terhadap kedua pelaku. Sehingga terjadi cek-cok hingga pengreyokan dan pemukulan hingga korban terkapar,” jelas Kapolres.
Ditegaskan oleh Kapolres, motif pembunuhan memang karena merasa sakit hati atas ucapan korban dan saat itu mereka semua juga tengah dalam pengaruh minuman keras. Atas perbuatan kedua tersangka dijerat dengan pasal 338 KUHP subsider pasal 170 KUHP dengan ancaman kurungan penjara 15 tahun
Sementara itu, saat dimintai keterangan awak media, salah seorang tersangka OS mengaku, sudah mengenal korban sejak tiga tahun lalu. Dia dan TS asal Kabupaten Tuban Jawa Timur itu tega mengroyok temannya sendiri hingga tewas, karena merasa sakit hati atas ucapan yang dilontarkan korban, apalagi saat mereka memang tengah dalam kondisi mabok minum-minuman keras.
“Dia (korban) menghina saya, dengan kata-kata itu, lalu secara spontan saya emosi dan memukul dia,”ujar OS yang diketahui berasal dari Kabupaten Jombang Jawa Timur.
Mereka mengaku semuanya tengah dalam kondisi mabuk. Karena merasa dihina, OS dibantu TS mengroyok dan memukuli korban hingga terkapar. Meski demikian OS menyebut, tak berniat membunuh korban.
“Saya merasa sakit hati, tapi tidak ada niat untuk membunuh dia, saya pukuli pakai kayu, terus saya pukulin, saya kira dia hanya pingsan, bahkan saya dan kawan saya malam itu masih sempat tidur disebelah dia,” jelasnya.
Menurutnya begitu esoknya mengetahui bahwa korban ternyata sudah meninggal, mereka berusaha menutupi mayat korban dengan benda seadanya.
“Setelah tahu dia ternyata meninggal, lalu saya lari,” ucapnya. (YM/YM)