Kudus, isknews.com – Kerusakan parah di ruas Jalan Kudus-Purwodadi, tepatnya di Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, terus menjadi perhatian masyarakat. Kondisi jalan yang berlubang dan tergenang air saat hujan dinilai sangat membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara roda dua.
Musyafak, warga Desa Klumpit yang rutin melewati jalan tersebut, mengungkapkan bahwa kerusakan jalan sudah berlangsung hampir satu tahun tanpa perbaikan signifikan. Ia menjelaskan, perbaikan sebelumnya tidak efektif karena aspal yang digunakan terlalu tipis, sehingga jalan cepat rusak kembali akibat dilalui kendaraan berat.
“Ketika hujan turun, genangan air menutupi lubang-lubang di jalan, membuat pengendara motor tidak bisa melihat dengan jelas. Ini sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan kecelakaan,” ujar Musyafak, Rabu (18/12/2024).
Warga juga meminta pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini, mengingat Jalan Kudus-Purwodadi merupakan akses penting antarprovinsi dengan volume kendaraan yang cukup padat.
Mengingat jalan ini adalah jalur utama, perbaikan yang cepat dan berkualitas sangat diperlukan agar tidak ada lagi korban kecelakaan akibat kondisi jalan yang buruk,” tutur Musyafak.
Keluhan serupa disampaikan Parjono, pedagang bakso asal Desa Jepang Pakis. Ia mengaku kondisi jalan yang rusak ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat, khususnya saat musim hujan.
“Pengendara motor sering terjatuh karena lubang jalan yang tertutup air. Kami berharap pemerintah segera memperbaiki jalan ini agar lalu lintas kembali lancar dan aman,” katanya.
Kerusakan jalan di wilayah ini tidak hanya mengganggu kenyamanan pengendara, tetapi juga mengancam keselamatan mereka. Warga menilai perlunya perbaikan yang lebih optimal, termasuk penggunaan aspal yang lebih tebal dan struktur jalan yang kokoh untuk menahan beban kendaraan besar yang sering melintas.
Sementara itu, Ketua Kelompok Pekerja BPJ (Balai Pelaksana Jalan) Jawa Tengah, Parjo, menyampaikan bahwa pihaknya terus mengawasi dan merawat jalur strategis, terutama ruas jalan Jati-Kelambu (Kudus-Purwodadi). Jalur ini merupakan akses utama bagi kendaraan berat serta mendukung distribusi hasil pertanian di wilayah Kudus hingga Purwodadi.
Menurut Parjo, meskipun menghadapi tantangan seperti cuaca ekstrem dan keterbatasan anggaran, upaya pemeliharaan tetap menjadi fokus utama. “Jati-Kelambu adalah jalur penting. Kami melakukan perbaikan secara berkala, khususnya karena daerah ini rawan banjir. Kondisi tanah yang lunak sering kali mempercepat kerusakan jalan, sehingga kami mengambil langkah sementara seperti penambalan menggunakan aspal dingin atau CPHMA,” ujarnya.
Parjo juga berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah dan provinsi untuk mempercepat penanganan kerusakan di ruas jalan tersebut. Ia menegaskan perlunya dukungan anggaran yang lebih besar agar perbaikan dapat dilakukan secara menyeluruh, terutama di area yang sering terendam banjir.
“Kami telah mengajukan usulan tambahan anggaran untuk betonisasi jalan di Jati-Kelambu. Dukungan dari pemerintah provinsi sangat diperlukan karena jalur ini berperan penting bagi angkutan berat dan distribusi hasil pertanian,” jelasnya.
Meski beberapa titik jalan, seperti di KM 50 dan Paluarung, sudah mengalami betonisasi, Parjo menegaskan bahwa pemeliharaan berkala tetap diperlukan. Hujan yang intens sering merusak tambalan jalan sebelumnya, sehingga perbaikan ulang menjadi hal yang tidak terhindarkan.
Selain itu, untuk meminimalkan risiko kecelakaan akibat kondisi jalan yang rusak, pihaknya telah memasang rambu-rambu sementara di lokasi-lokasi rawan. “Cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan besar. Selain melakukan tambalan ulang, kami juga memasang tanda peringatan di area yang rusak. Ke depan, kami akan terus meningkatkan langkah-langkah perawatan untuk memastikan keamanan di jalur ini,” tutup Parjo. (AS/YM)