Peran Fintech Makin Marak, Pemkab Kudus Dorong Koperasi Makin Melek Teknologi

oleh -1,144 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Peran Financial Technologi (Fintech) di Era Industri 4.0 ini makin marak. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus kian gencar dorong koperasi untuk melek teknologi. Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat di era milenial ini, sangat jelas pada Industri 4.0 ini berbagai teknologi disinergikan untuk mendukung manufaktur. Dimana trend otomatisasi dan pertukaran data kian menentukan. Muncullan sistem fisik siber, internet of things, komputasi awan, dan komputasi kognitif.

Teknologi telah banyak memberi perubahan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, baik di sektor ekonomi, dunia kerja terutama yang sangat pesat pada gaya hidup. Semuanya berimbas dari revolusi industri yang menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.Termasuk pula dalam koperasi, yang menjadi ciri khas ekonomi Indonesia yang gotong royong, berusaha bersama untuk kesejahteraan bersama, yaitu anggota koperasi.

PLT. Bupati Kudus Hartopo mengatakan, di Kabupaten Kudus, para pelaku usaha didorong untuk mengembangkan koperasi guna memperkuat daya saing dan pasar. Plt Bupati Kudus Hartopo mengatakan koperasi harus mampu beradaptasi dengan era Industri 4.0, jika tidak eksistensi koperasi sebagai soko guru perekonomian di Indonesia akan alami ketertinggalan.
“Industri 4.0 telah mengubah pola berbagai aspek dan struktur ekonomi, tidak terkecuali pada koperasi. Jika tidak mampu beradaptasi, koperasi akan semakin ditinggalkan,” bebernya.

Menurut Hartopo era Industri 4.0 merupakan tantangan dalam meningkatkan eksistensi perekonomian, khususnya di Kabupaten Kudus dan Jawa Tengah pada umumnya. Apalagi kini financial technology (fintech) semakin marak yang secara perlahan telah menggeser prilaku masyarakat. Kondisi tersebut diharapkan dapat menjadi peluang, bukan ancaman. Koperasi dituntut mampu mengubah pola usahanya, tidak hanya terfokus pada unit usaha konvensional, namun juga harus menyesuaikan selera dan kebutuhan pasar.

“Koperasi pasti bisa, yakin itu, karena ruh awalnya sudah sangat bagus yakni semangat gotong royong seluruh anggota untuk maju bersama,” ujarnya.

Meski demikian, Hartopo berharap koperasi tetap pada falsafah utamanya, yakni sebagai soko guru perekonomian. Penyangga dan penyokong utama ketahanan ekonomi nasional dan daerah.

“Koperasi didorong untuk terus dapat berkembang, maju dan mensejahterakan anggotanya. Karena prinsip dasar koperasi adalah gotong royong dari anggota dan untuk anggota,” himbaunya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi dan UKM Kabupaten Kudus Bambang Tri Waluyo berharap, implementasi melalui program dan kegiatan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dinas Tenaga Perindustrian Koperasi dan UKM Kudus mengarahkan koperasi yang ada untuk memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

“Kita maunya koperasi itu melek teknologi, ” imbuhnya. Dengan memanfaatkan teknologi, pengawasan lebih mudah dilakukan. Selain itu juga akan terjadi transparansi dengan sesama anggota koperasi.

“Karena banyaknya koperasi yang tidak aktif disebabkan oleh kurangnya transparansi terhadap anggota koperasi,” ucapnya.

Berdasar data Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi dan UKM Kabupaten Kudus, jumlah koperasi yang aktif mencapai 431. Dari jumlah itu ada dua koperasi yang sudah tidak aktif.

“Kami minta untuk dilakukan monitoring, pengawasan dan evaluasi kinerja. Saya juga mendukung pemanfaatan teknologi untuk mempermudah pelayan bagi masyarakat,” tukasnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.