Kudus, isknews.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus terus berupaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Salah satu langkah strategisnya adalah melalui pembentukan forum komunikasi Desa Tangguh Bencana (Destana) yang disosialisasikan dalam kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana.
Kegiatan tersebut digelar di Resto Ulamsari Kudus pada Selasa (21/1/2025) dan diikuti oleh puluhan perwakilan Destana.
Kepala BPBD Kudus Mundir, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Sri Wahyuni, menegaskan pentingnya masyarakat sebagai subjek utama dalam penanggulangan bencana.
“Destana dan Katana (Keluarga Tangguh Bencana) menjadi jembatan untuk mewujudkan ketangguhan. Masyarakat harus memiliki kemampuan menyelamatkan diri dan membantu sesama ketika bencana terjadi,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa sarana dan prasarana yang disiapkan pemerintah akan kurang efektif tanpa kapasitas masyarakat yang memadai, baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena itu, forum komunikasi Destana diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi dan koordinasi masyarakat dalam mengurangi risiko bencana.
Forum komunikasi ini akan bersinergi dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang melibatkan unsur pentahelix, yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media. Kerja sama ini ditujukan untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam menangani berbagai potensi bencana di wilayah Kudus.
Sri Wahyuni juga memaparkan perkembangan jumlah Destana di Kudus. “Pada 2023, terdapat 35 Destana. Kini, jumlahnya bertambah menjadi 70 desa dan 5 kelurahan, atau sekitar 57 persen dari total 132 desa dan kelurahan di Kudus. Harapan kami, ke depan seluruh wilayah Kudus dapat menjadi Destana,” tuturnya.
Melalui pembentukan forum komunikasi ini, BPBD Kudus optimis masyarakat akan semakin tangguh dan siap dalam menghadapi risiko bencana, sehingga keselamatan dan keberlanjutan hidup dapat lebih terjamin. (AS/YM)