Petani Bulung Cangkring Mulai Panen, Sayang Harga Gabah Alami Penurunan

oleh -1,059 kali dibaca

KUDUS, isknews.com – Terjadinya perubahan harga pada bahan bakar minyak (BBM), ternyata berdampak pula pada sektor pertanian. Akibat turunnya harga BBM itu, harga gabah pun mengalami hal yang sama. Hal itu seperti yang terjadi pada panen padi di Desa Bulung Cangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Senin (18/1), harga gabah kering panen (GBP) yang semula Rp 5 juta per kotak, turun menjadi Rp 4 juta per kotak, pasca turunnya harga BBM.
Menurut Sukro, yang ditemui isknews.com, saat menebas padi yang sudah masa panen, di lahan sawah milik petani Desa Bulung Cangkring, selain akibat turunnya haga BBM, harga jual gabah dari petani, juga dipengaruhi oleh kualitas gabah saat dipanen di langsung di tempat, atau di lahan sawah. Kalau gabah kualitasnya baik, harga pun dengan sendirinya baik dan petani diuntungkan. Demikian sebaliknya, kalau kualitasnya jelek, harga jual gabah itu berdasarkan kesepakatan antara petani dengan pemborong atau penebas, sehingga kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan. “Hari ini, saya beli gabah dari petani, dengan harga Rp 4 juta per kotak. Besok, atau beberapa hari ke depan, harga itu mungkin bisa berubah lagi.”
Warga Desa Sadang, Kecamatan Jekulo itu, selanjutnya menuturkan, dalam setiap kali memborong atau menebas padi, untuk setiap hektarnya, atau sekitar 7 kotak, rata-rata bisa mengumpulkan sekitar 6-7 ton GBK. Beaya yang harus dikeluarkan, adalah ongkos tenaga panen yang dibayar secara borongan, sebesar Rp 45.000 per kuintal GBP. Ongkos itu belum termasuk memberi sarapan, makan siang, minuman dan jajanan. “Mencari tenaga panen itu gampang-gampang susah, karena setiap hari nimbal-nimbal (berpindah-pindah). Makanya semua permintaanya, harus dituruti, karena banyak yang membutuhkan.”
Sukro menambahkan, gabah yang dibelinya dari petani itu dijual kepada seleban atau pemilik penggilingan padi, yang sudah menjadi langgaanannya. Namun mengenai harga jual itu, dia keberatan menyebutkan. “Pekerjaan ini sudah saya jalani bertahun-tahun, soal keuntungan, cukup untuk menghidupi keluarga.” (DM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :